Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Penasaran Hasil DNA Paman Bernard (34)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Penasaran Hasil DNA Paman Bernard (34)

Makan bersama di hari ulang tahun Tim van Wijk ke 47. Inilah perayaan ulang tahun pertama bersama keluarga kandung di Indonesia, 27 Juli 2022 lalu.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

Hasil tes DNA Tim van Wijk dengan sang ibu, Elya Rosani, cocok. Teka-teki selanjutnya adalah mencari ayah kandung. Ada dugaan, sosok ayah yang ia cari adalah pamannya sendiri: Bernard. Tim sudah mengantongi sampel kuku dan rambut sang paman. Semua menunggu dengan penasaran.

KONDISI Bernard sudah jauh membaik seusai terkena serangan jantung di awal 2022. Donasi dari Mijn Roots digunakan untuk berobat.

Saat Tim dan kekasihnya, Sumi Kasiyo, tiba di Indonesia Juli lalu, kondisi sang paman sudah jauh lebih baik. Ia bisa diajak jalan-jalan untuk merayakan ulang tahun Tim ke-47 di Ungaran, Semarang.

Dari cerita sang paman, ibunda Tim adalah perempuan yang sangat cantik dan cerdas. Dia bisa bahasa Inggris dan bekerja sebagai asisten administrasi di sebuah kantor. Sedangkan pamannya adalah sopir bus. 

Pada kunjungan tahun sebelumnya, Tim banyak mendapat kebohongan dari sang bibi yang merawat ibu kandungnya. Ada upaya untuk menutupi aib keluarga yang dianggap sebagai hal tabu.

En we vermoeden dat dat iets met de verwekking van Tim en Emy en Ernes te maken heeft, het zou zomaar incest kunnen zijn maar dat is ons hersenspinsel. We kunnen het niet hardmaken nu. Dus we proberen wat we kunnen om dat bovenwater te krijgen,” tulis Sumi di kembali.reislogger.nl.

Artinya: Dan kami menduga itu ada hubungannya dengan dugaan Tim, Emy dan Ernes. Bisa saja itu inses (hubungan sedarah), tapi itu imajinasi kami. Kami tidak bisa membuktikannya sekarang. Jadi, kami mencoba apa yang kami bisa untuk mendapatkan kebenaran.


Bantuan pengobatan untuk Paman Bernard disampaikan Rudi, salah satu anggota pencari orang tua kandung Mijn Roots, Rudi Sugihartono.-Dok Mijn Roots-

Sang paman sempat marah saat mendapatkan pertanyaan sensitif. Itu makin menguatkan dugaan hubungan sedarah tersebut.

Meski ia marah, Tim berhasil membawa sampel kuku dan rambut sang paman. Data Tim sudah masuk ke bank DNA. Ia membawa pulang sampel dari sang paman, Mijn Roots akan membantu mengurusnya.

Bisa jadi cocok, bisa jadi tidak. Namun, dari wajah, Tim dan Bernard terlihat begitu mirip. 

Jika DNA mereka cocok, tentu hal tersebut akan jadi hal tabu dari keluarga mereka yang terungkap. Namun, Tim tetap punya hak untuk mengetahui semua fakta tentang sejarah hidupnya.


Dua kue ulang tahun untuk Tim van Wijk. Satu berisi nama Tim, satu lagi berisi lilin yang menyala.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

Jika DNA mereka cocok, setidaknya Tim pernah menyentuh orang tua kandungnya secara langsung. Sebab, saat menemukan sang ibu, mereka hanya bisa bertemu secara virtual karena pembatasan saat pandemi.

Jika DNA mereka cocok, komplet sudah pencarian Tim. Sesakit apa pun faktanya akan ia terima. Lebih baik begitu daripada hidup dalam penasaran. 

Beruntung, ia memiliki Sumi Kasiyo yang sama-sama anak adopsi dari Jawa. Mereka bisa saling berbagi kisah dan cinta. Bertualang bersama untuk mencari akar mereka di Indonesia. Sumi selalu ada untuknya untuk meringankan rasa sakit itu. 


Batik kopel untuk yang dikenakan Tim dan Sumi di acara Ultan Tim ke 47 di Ungaran, Semarang Juli 2022 lalu.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

Mereka harus terus bergerak. Setelah pencarian Tim, mereka masih harus melanjutkan perjalanan ke keluarga Sumi.

Pagi-pagi sekali, saat Sumi membuka mata, Tim menghilang. Tidak ada seorang pun di sebelahnyi. Sumi berasumsi Tim ada di toilet. Namun, ia tidak ada di sana. 

”Kaget, aku cepat-cepat berjalan ke balkon dan untungnya ia duduk di sana,” tulis Sumi. Ia terlihat murung. Di ponselnya ia mencatat tentang seluruh situasi.

”Het zoeken naar je geschiedenis voelt als het watertrappelen in een open zee in stormachtig weer. Je wacht eigenlijk op het moment dat je kopje ondergaat, maar je hoopt op gered te worden,” tulis Tim. 

”Mencari sejarah hidup terasa seperti menapaki air di laut lepas dalam cuaca badai. Anda sudah tahu akan tenggelam, tetapi Anda berharap dapat diselamatkan,” tulis Tim. (Salman Muhiddin)

Kisah Hidup Sumi Kasiyo. BACA BESOK!

Sumber: