Feeder Bakal Dikelola Pihak Ketiga

Feeder Bakal Dikelola Pihak Ketiga

Kondisi Terminal angkot Joyoboyo Surabaya, Jawa Timur.-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- SUROBOYO BUS memang belum cukup optimal. Jumlah penumpang harian yang diangkut belum sesuai harapan. Oleh karena itu, selain penambahan rute Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ)–Osowilangun, pemkot tengah menyiapkan feeder.

Feeder tersebut merupakan angkot khusus yang mengantarkan penumpang ke tempat pemberhentian maupun halte Suroboyo Bus. Rencananya, feeder disebar ke berbagai titik melewati area perkampungan.

Namun, pengadaan feeder pun tak bisa serentak. Harus bertahap. Dimulai pada pertengahan Desember sebanyak 36 unit. Kemudian, 67 unit pada 2023 dan 71 unit pada 2024. 

”Nanti dikelola pihak ketiga,” kata Subkoordinator Angkutan Jalan dan Terminal Dishub Surabaya Ali Mustafa, Jumat, 23 September 2022. Rencana pengadaan feeder itu dicanangkan sejak tahun lalu. Tapi, hingga kini masih belum terealisasi.

Pengadaan feeder tersebut bakal dilelang terlebih dulu. Harus dipastikan prosesnya agar sesuai dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Perincian pembiayaan (tenor) untuk pihak ketiga pun tengah dimatangkan.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati pun turut angkat bicara. Komisi C telah menggelar rapat khusus bersama Dishub Surabaya untuk membahas masa depan lin atau angkot. Solusinya memang harus terintegrasi.

Pun, kehadiran feeder pada akhir tahun nanti harus bisa menjadi solusi baru. Terutama, kata Aning, para sopir lin akan dialihkan menjadi sopir feeder.

Total target pengadaan feeder mencapai 174 unit hingga 2024. Jumlah sopir yang dibutuhkan sekitar 700 orang dengan asumsi pemberlakuan dua sif. ”Sedangkan sopir lin saat ini jumlahnya sekitar 800 orang. Maka, sisanya yang 100 orang bisa dialihkan jadi teknisi atau helper feeder,” tandas politikus PKS itu.

Co-founder Transport for Surabaya (TFS) Aditya C. Janottama berharap agar pengadaan feeder itu bisa disegerakan. Ia optimistis angkot khusus itu bisa menambah jumlah penumpang Suroboyo Bus. ”Asal rute yang diambil feeder juga harus menjangkau titik-titik potensial,” katanya.

Setidaknya, menurut Aditya, harus dilakukan pemetaan terlebih dulu sebelum menentukan rute feeder. Terutama memperhatikan area-area yang potensial, tetapi selama ini tidak dilewati Suroboyo Bus. Pengelolaannya pun bisa mengadaptasi transportasi serupa di Jakarta: Jak Lingko. Sistemnya sudah terintegrasi, baik rute, manajemen, maupun pembayarannya. (*) 

 

Sumber: