Cilacap Borong Juara Surabaya Kite Festival
Team dari Jateng melakukan uji coba terbang layang-layang, Minggu (2/10/22).-Alyara Hananda-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- SLAMET menarik tali karmantel putihnya sekuat tenaga. Sambil melangkah mundur. Satu kawannya, Iqbal Maulana, mengikuti sambil menenteng gulungan tali. Keduanya keluar arena.
Mereka lalu diam di satu titik jauh. Slamet terus menarik tali, sedangkan Iqbal duduk di sampingnya. Setiap keping layangan yang tiba di genggaman Slamet langsung diletakkan dengan rapi oleh Iqbal.
Mereka ulang terus-menerus hingga semua layangan yang diterbangkan dengan tali itu mendarat. Memang Slamet dan Iqbal baru saja selesai menerbangkan layangan mereka. Di lapangan Side Beach, Pakuwon.
Mereka baru saja mengikuti lomba kategori train murni di ajang Surabaya Kite Festival 2022. Sebanyak 70 keping layangan yang disambung dengan tali sepanjang 210 meter itu pun punya desain sama: pacuan kuda.
Tinggi setiap keping layangan sekitar 3 meter. Tentu saja, bebannya berat. Apalagi, angin juga sedang kencang-kencangnya. ”Kita cuma dua orang dari Budi Utomo Kite Club Cilacap,” kata Slamet, seusai mendaratkan layangan itu, kepada Harian Disway, Minggu, 2 Oktober 2022.
Napasnya masih terengah-engah. Ia telanjang dada. Lelah. Namun, Slamet cukup puas dengan performa layangan andalan mereka itu. Hasilnya pun seperti yang mereka yakini sejak awal ikut kompetisi.
Mereka berhasil menyabet juara pertama dengan skor tertinggi mencapai 981 poin. Mereka pun gembira. Meski, kata Slamet, hadiah di setiap perlombaan tak sebanding dengan ongkos yang dikeluarkan. ”Tapi, gimana lagi, namanya juga hobi,” ungkapnya dengan aksen ngapak.
Lebih bahagia lagi karena teman sekota mereka juga berhasil. Yakni, Laskar Pelangi Club Cilacap yang menjuarai kategori tiga dimensi. Sementara itu, kategori dua dimensi diraih Kepis Kite Club Muntilan.
Aksi para pelayang itu menjadi tontonan ratusan warga. Mereka membawa anak-anak. Tentu saja sambil menikmati akhir pekan. ”Kalau ke mal kan bosan. Jadinya mumpung ada yang beda, kami ke sini aja,” kata Ani Bramakita, pengunjung dari Rungkut.
Dia bersama sang suami juga mengajak dua putrinyi. Dia tahu event itu dari platform media sosial. Ani pun berharap lebih banyak lagi event serupa yang digelar di Kota Surabaya. Dengan begitu, setiap keluarga bisa menikmatinya.
”Tahun depan kami gelar lagi. Mungkin jadwalnya diganti malam biar lebih seru,” kata Ketua Perkumpulan Pelayang Surabaya (Perlabaya) Agung Setijo.
Sebab, festival layangan vakum sejak 2017. Maka, event kali ini pun sangat dinantikan. Yang tersedia tidak hanya kategori perlombaan. Tetapi, juga ada ekshibisi khusus untuk nonlomba. Pesertanya bahkan dari beberapa negara lain. Mulai Singapura, Jepang, Swedia, hingga Polandia.
”Mereka kami undang melalui komunitas. Responsnya bagus sekali. Maka, kami optimistis tahun depan bisa lebih meriah lagi,” tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: