Cekcok Rizky-Lesti Berakhir Bui

Cekcok Rizky-Lesti Berakhir Bui

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

Tapi, buku Smalley juga mengungkap cekcok suami istri. Dan, konflik itu justru baik demi keintiman pernikahan. Syarat: Suami-istri bisa mengelola cekcok.

Smalley adalah penasihat pernikahan di Colorado, AS. Buku itu berdasarkan konseling, penelitian, dan kisah sukses pernikahan Smalley selama puluhan tahun.

Dipaparkan, ketika pasangan bertengkar, mereka justru punya kesempatan membahas masalah sebenarnya, yang semula tersembunyi di bawah permukaan. Pertengkaran bisa soal uang, seks, mertua, anak-anak, atau apa pun.

Inti dari sumber konflik adalah ketakutan penolakan dari pasangan. Artinya, setiap pihak berusaha keras mempertahankan agar kelemahan diri tidak diketahui pasangan. Sebab, semua manusia punya kelemahan.

Kalau sampai kelemahan diketahui pasangan, dalam persepsi si pemilik kelemahan, pasangan diprediksi bakal kecewa, menjauh, menolak. Maka, pemilik kelemahan takut mengecewakan, dijauhi, apalagi ditolak pasangan.

Dengan ketakutan itulah, masing-masing mempertahankan ego. Di sinilah kesalahan. Lama-lama bisa berakibat fatal. Bisa KDRT. Berakhir cerai. Bahkan bisa dibui.

Saran Smalley, dibuka saja kelemahan-kelemahan itu. Toh sudah suami-istri. Bahwa pasangan kecewa atau marah, ya biar saja. Semua orang pasti punya kelemahan. Yang tidak diungkap saat mereka pacaran. Sebab, kekecewaan atau kemarahan bakal menimbulkan kesadaran baru.

Kesadaran baru itulah yang bakal menambah keintiman mereka. Terungkap hasil pertengkaran. Jika tidak bertengkar, malah tidak terungkap.

Di kasus Rizky-Lesti, belum diungkap penyebabnya. Polisi hanya menyebutkan, Rizky ketahuan selingkuh, lalu Lesti marah. Berakhir KDRT.

Seandainya benar-benar itu penyebabnya, berarti Rizky tidak lulus ujian. Merujuk buku Smalley, salah satu ujian pernikahan ialah orang yang menikah justru makin laris jika dibandingkan dengan sebelum menikah. Rizky gagal.

Betapa pun, problema pernikahan tidak segampang itu. Rumit bertumpuk-tumpuk. Bahkan, pelaku pun tidak menyadari bahwa problem sangat variatif.

Buat Rizky-Lesti, problema itu sudah jadi masa lalu, sekarang. Ketika mereka memulai lembaran baru kelak, semua itu jadi pelajaran. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: