Kasus Pembunuhan di Sumedang Dipicu KDRT: Motif Adik Bela Kakak

Kasus Pembunuhan di Sumedang Dipicu KDRT: Motif Adik Bela Kakak

ILUSTRASI Kasus Pembunuhan di Sumedang Dipicu KDRT: Motif Adik Bela Kakak.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Imar Permana, 45, tersangka pembunuh Dede Ruskandi, 48, di Dusun Nangko, Desa Cipacing, Sumedang, Jabar, Sabtu malam, 15 November 2025. Pelaku membela kakaknya, Ai Hayati, 47, istri korban yang di-KDRT. Uniknya, para tetangga membela pelaku. Sebab, korban sering meng-KDRT istri.

KDRT bisa disebut kejahatan purba. Ada sejak manusia purba. Namun, definisi KDRT baru dicetuskan pada dua-tiga dekade belakangan ini. Diawali di negara-negara Barat (domestic violence), kemudian ditiru Indonesia (KDRT).

Tetangga setempat, Tantan Hadiansyah, 42, kepada wartawan, Minggu, 16 November 2025, menceritakan, pasutri Dede-Hayati sudah lama tinggal di dusun tersebut. Pelaku Imar juga tinggal di sana. Imar sehari-hari perajin busur panah.

Tatan: ”Pelaku bujang tua. Ia pendiam, jarang bicara, jarang bepergian. Tiap hari sibuk bekerja meraut busur panah untuk dijual. Tapi, ia rajin ibadah salat di masjid. Rumahnya juga berada di sebelah masjid.”

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Janda di Sleman, DIY: Putus Cinta Momen Bahaya

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Diplomat ADP, Keluarga Tuntut Kepolisian Gelar Perkara

Ditanya wartawan, apakah Imar mabuk saat kejadian itu?

Dijawab: ”Dari dulu, yang saya tahu ia sama sekali enggak pernah mabuk-mabukan. Ia rajin beribadah, saat lima waktu berjamaah di masjid.”

Dilanjut: ”Kalau korban, dari dulu sering menyiksa istrinya. Bahkan, dulu warga di sini pernah akan melaporkannya ke polisi. Tapi, kemudian korban berubah jadi baik. Tapi, kemudian begitu lagi (KDRT ke istri). Jadi, pelaku sebagai adik dari istri korban selama ini menahan emosi.”

BACA JUGA:Terungkap Kasus Pembunuhan Brigadir Esco di NTB, Istrinya Jadi Tersangka

BACA JUGA:Polemik Anggota DPRD Wakatobi Mantan Buron Kasus Pembunuhan, Polisi Disorot soal SKCK

Sabtu, 15 November 2025, sekitar pukul 21.30 WIB, suasana dusun itu sepi. Sebagian warga sudah tidur. Imar masih bekerja, meraut bambu di halaman depan rumah. Sementara itu, Dede dan istrinya Hayati cekcok di dalam rumah. 

Di kesunyian malam itu suara cekcok pasutri tersebut terdengar lantang. Para tetangga pun mendengar cekcok mereka. Kemudian, terdengar suara Dede mengancam akan membunuh istrinya. 

Saat Dede mengancam membunuh Hayati, Imar masuk ke rumah. Mungkin bermaksud akan melerai. Namun, Imar masih memegang pisau raut bambu, alat kerjanya, saat masuk ke rumah. Imar tiba di dalam rumah. Dede mengatakan ke Imar, meminjam pisau itu untuk membunuh Hayati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: