Pembunuh Meringis Niat Habisi Tiga Orang

Pembunuh Meringis Niat Habisi Tiga Orang

-Ilustrasi: Annisa Salsabila - Harian Disway-

Denise Grollmus dalam bukunya mengungkap, siapa dan mengapa Jesperson bisa begitu jahat. Ia melakukan serangkaian investigasi, termasuk ke ortu Jesperson. 

Jesperson tinggi besar. Tinggi 6 kaki 8 inci (2,02 meter). Terakhir, sebelum ditangkap polisi dan ditahan, 30 Maret 1995, ia berbobot 126 kilogram. Untuk ukuran petinju kelas berat dunia pun, ia tergolong besar.

Semua korban Jesperson mati dengan cekikan. Dengan postur sebesar itu, bisa dibayangkan jari Jesperson bisa sebesar pisang susu. Dan, terlatih mencekik.

Ternyata masa kecil Jesperson pahit. Ia anak ketiga dari lima bersaudara, pasutri Leslie Jesperson dan Gladys Jesperson. Lahir dan dibesarkan di Chilliwack, British Columbia, Kanada. Ayahnya sopir truk, suka mabuk.

Sejak kecil, Jesperson sering dipukuli ayahnya. Disamblek ikat pinggang. Tujuannya, mendidik kedisiplinan. Kebetulan, Jesperson kecil kurang cerdas. Tapi, badannya bongsor.

Dengan badan begitu, ia justru sering di-bully teman di sekolah dan lingkungan rumah. Di-bully dan dipukuli. Hanya gegara badan bongsor. Jika melawan, Jesperson dikeroyok.

Lengkaplah kepahitan Jesperson kecil. Di rumah, sekolah, dan lingkungan rumah. Akibatnya, ia penyendiri. 

Sebagai pelampiasan, ia suka membunuh hewan. Ayam, kucing, anjing. Dengan cara dicekik. Jadi, dia latihan mencekik sejak kecil. Pembunuhan ia lakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Itu ketika ia masih usia 8 tahun.

Di usia 10 tahun, ia punya teman bernama Martin. Suatu hari mereka berkelahi. Jesperson mencekik leher Martin. Martin nyaris mati jika ayah Jesperson tidak segera menarik anaknya.

Lulus SMA, ia tidak dikuliahkan. Sebab, ayahnya meyakini, Jesperson tidak mampu mengikuti pelajaran. Ia pernah mendaftar jadi polisi, tapi tidak lulus. Akhirnya ia jadi sopir truk.

Di usia 20 tahun, 1975, Jesperson menikahi Rose Hucke. Beranak tiga. Ternyata, Jesperson penyayang keluarga. Ia sama sekali tidak pernah melakukan KDRT. Sampai ia ditangkap polisi, dengan tuduhan serangkaian pembunuhan.

Di Indonesia sangat jarang buku biografi penjahat. Mungkin, penulis kesulitan untuk mendapatkan narasumber relevan. Padahal, latar belakang penjahat menginspirasi masyarakat. Agar mendidik anak-anak dengan benar. Supaya tidak jadi penjahat.

Bapak Kriminologi Dunia Cesare Lombroso (1835–1909) mengatakan, kriminologi bertujuan dua. Mengapa orang jadi jahat dan bagaimana terhindar dari kejahatan.

Di nomor satu, lahir banyak teori. Juga biografi. Menarik garis waktu mundur ke masa kecil pelaku kejahatan. 

Pembunuhan di apartemen Jakarta sudah diungkap polisi, sebagian niat pelaku. Pastinya, orang ingin tahu, mengapa pelaku yang pernah begitu religius bisa jahat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: