Shared Children dan Upaya Merawat Lansia Merana di Ujung Usia

Shared Children dan Upaya Merawat Lansia Merana di Ujung Usia

Relawan Shared Children merayakan lansia yang berulang tahun.-China Daily-

Shared Children adalah komunitas relawan yang berpusat di distrik Jiancaoping, Taiyuan, ibu kota Provinsi Shanxi di kawasan utara Tiongkok. Mereka berhasil membuat perubahan yang besar. Khususnya bagi hidup para lansia yang hidup sendiri ditinggal anak-anak mereka.

 

KOMUNITAS itu populer di kalangan penduduk. Program kerja mereka mengharuskan para relawan ’’berpasangan’’ dengan target lansia yang hendak dibantu. Dan mereka harus bekerja atas ketulusan karena memang ingin membantu para lansia yang hidup sebatang kara.

 

Saat ini sudah ada 71 warga senior yang mendapatkan uluran tangan para relawan itu. Setiap hari, para dermawan itu mengetuk pintu rumah para lansia itu. Menawarkan bantuan. Barangkali ada yang bisa dilakukan untuk mereka.

 

Tentu saja, para relawan itu punya banyak ide dalam merawat dan membantu para lansia. Dan program Knocking on the Door adalah salah satunya. Yakni, mendatangi para lansia itu satu per satu di rumah, mengetuk pintu rumah mereka.

 

Awalnya, para relawan itu sangat kewalahan. Sumber daya manusia begitu minim. Gagasan Shared Children pun lahir. Artinya, sukarelawan ’’berpasangan’’ dengan lansia yang akan dibantu. Para relawan harus benar-benar menjadi bagian keluarga para lansia tersebut. Menjadi anak mereka.

 

’’Kami mengajak orang-orang yang punya rasa welas asih kepada lansia yang hidup sendirian,’’ kata Guo Yinping, wakil sekretaris komunitas itu. Menurutnya, anggota kelompok itu berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Dari pegawai supermarket hingga pegawai bank.

 

Terhitung sejak Maret 2022, jumlah relawan makin banyak. Tetapi sudah masuk pada titik stabil. Yakni, 108 orang. Komunitas itu memperkirakan, dalam waktu dekat tidak akan ada penambahan anggota lagi. Sehingga, mereka pun mulai mengklasifikasi pekerjaan. Ada yang bertugas membeli barang kebutuhan pokok, perawatan kesehatan, dan tugas lainnya.

 

Karena bernama Shared Children, para relawan itu kerap disangka sebagai anak-anak muda yang mengabdi pada orang tua. Padahal tidak. Banyak juga yang sudah paro baya. Nama Shared Children lebih mengacu kepada rasa kasih sayang kepada orang tua.

 

Fan Fawen, seorang pensiunan masinis, adalah salah seorang relawan. Ia kerap membantu memperbaiki peralatan rumah tangga yang sudah rusak. Kadang belanja sayuran di pasar. Kadang juga mengangkat barang-barang berat.

 

“Para lansia itu sering memberi saya acar dan kue kering buatan sendiri. Kehangatan mereka itulah yang mendorong saya untuk ikut terjun membantu mereka” kata Fan.

 

“Zaman sekarang lansia banyak yang hidup sendiri. Saya kasihan. Mereka sendiri dan kesepian. Terkadang yang mereka butuhkan bukanlah sebuah pertolongan, melainkan seseorang untuk diajak bicara,” ucap Liu Chunyan, relawan yang lain.

 

Layanan Shared Children sangat membantu para lansia yang tinggal sendiri. ’’Relawan sudah tahu kesulitan kami sehari-hari. Ketika kami mengalami masalah, mereka sigap menolong,’’ kata Chen Desheng, salah seorang lansia.

 

Program itu telah menghidupkan kembali suasana kekeluargaan di sisa hidup para lansia. Sukarelawan juga mendapatkan beberapa pelatihan dan pengalaman. (Mochammad Rafly Akbar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: