Finalis Koci Jatim 2022 Dimanjakan di Estine Aesthetic Clinic
FINALIS KOKO Gideon Feriyanto menikmati treatment pijat di Estine Aesthetic Clinic, Manyar Kertoarjo, Surabaya, 8 November 2022.-Chyntia Dara-Harian Disway-
SURABAYA, Harian Disway - Dua pekan menuju grand final Koci Jatim 2022, aktivitas ke-24 finalis semakin padat. Ada beberapa pembekalan lagi yang harus mereka ikuti. Sebelum masuk karantina pada pekan keempat November.
Nah, pekan ini, mereka sejenak dimanja. Mereka mendapatkan treatment pijat dari Estine Aestethic Clinic. Yakni body massage dan facial massage. Tentu para koko dan cici finalis menyambut aktivitas itu dengan antusias. ’’Lumayan lama saya tidak pijat. Badan rasanya kaku semua,’’ ujar Koko Trianto Wijaya.
Tiap finalis punya jadwal sendiri untuk mendapatkan treatment tersebut. Karena durasi pijatnya lama, tidak mungkin mereka dipijat dalam sehari penuh. Maka, sejak Senin, 7 November 2022, mereka bergiliran datang ke gedung Estine Aesthetic Clinic, Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya.
Di Estine, para koko dipijat oleh Yeni Fiorita. Sedangkan para cici ditangani oleh Dewi Ratih. Untuk full body massage, dua finalis pada hari pertama cukup enteng bagi para beauty therapist. Karena tubuh mereka relatif kecil. Namun pada hari kedua kemarin, 8 November 2022, tepatnya pukul 3 sore, Yeni menangani Gideon Feriyanto. Finalis yang badannya kekar.
KOKO GIDEON juga diberi hot stone massage yang berguna untuk merilekskan otot dan melancarkan peredaran darah. -Chyntia Dara-Harian Disway-
Ketika ia membuka pakaian, tampak otot-otot bahu dan lengannya yang menonjol. Badannya tegap dan tinggi. ’’Ini hasil aktivitas saya sejak dua tahun terakhir. Saya aktif fitness di gym,’’ jelas Gideon. ’’Nah, kalau kokonya kekar begini, tenaganya harus ekstra. Memijitnya harus maksimal,’’ sahut Yeni, kemudian tertawa.
Tubuh olahragawan berbeda dengan tubuh biasa. Apalagi dibanding mereka yang mager atau malas gerak. ’’Kalau suka olahraga, otot-ototnya mengeras. Kadang perlu pelemasan juga. Supaya rileks,’’ ujar Yeni, terapis yang berusa 50 tahun itu. Kemudian dia mulai memijat bagian kaki hingga punggung Gideon.
Sesekali, Yeni menggunakan siku untuk memaksimalkan tenaga pijat. Terutama saat memijat punggung. ’’Aduh, eh, iya, yang itu enak,’’ ujar Gideon. Lantas Yeni memijat bagian kedua lengannya.
Terapis tersebut mengajak Gideon berbincang seputar pengalamannya membentuk tubuh. Menurut Yeni, aktivitas olahraga cocok diimbangi dengan pijat. Sebab, manfaatnya banyak. Misalnya, memperlancar peredaran darah, melancarkan sistem pencernaan, meredakan stres, dan sebagainya.
’’Dari menyentuh saja saya sudah tahu. Apakah klien saya stres, banyak pikiran atau tidak,’’ jelas Yeni. Dia memberitahu bahwa beberapa finalis yang dia tangani ternyata memiliki beban pikiran. Meski masih bertaraf ringan. ’’Setelah saya tanya, ternyata benar. Mereka masih kuliah. Harus kerjakan tugas, skripsi, dan sebagainya,’’ ungkap dia.
’’Kalau saya bagaimana?’’ Gideon spontan bertanya. Yeni tersenyum, lantas menebak. ’’Koko sedang tidak ada beban. Mungkin sudah lulus kuliah, ya?’’ Pria 22 tahun itu mengiyakan. Gideon memang telah menyelesaikan kuliah di UK Petra, jurusan Komunikasi.
Meski kekar dan berotot, rupanya Gideon tak begitu kuat apabila dipijat jari-jari kakinya. Ia bahkan meronta sampai setengah duduk. Meminta Yeni tak berlama-lama memijat jari-jari kaki. ’’Bentar aja ya, Mbak,’’ pintanya. Yeni menurut. Beberapa kali Gideon meringis.
Kemudian terapis menggerakkan paha Gideon dalam posisi lurus. Sebagai peregangan. ’’Waduh, nek diginikan kaki saya mesti linu,’’ ujarnya. Kemudian kembali meringis. ’’Padahal suka olahraga, lho. Masak diluruskan gini kok sakit,’’ tukas Yeni, lalu tertawa lagi. Klien seperti Gideon rupanya menantang baginya.
Setelah dipijit dengan tangan, terapis melanjutkan treatment dengan hot stone. Yakni terapi dengan batu panas yang berfungsi meredakan ketegangan otot. Batu tersebut menghantar energi panas yang berguna bagi tubuh. Untuk kestabilan metabolisme, memperbaiki jaringan lunak, dan bikin rileks.
Batu yang digunakan dalam terapi itu terbuat dari basalt—sejenis batuan vulkanik—yang mampu menahan panas. Batu dipanaskan dalam suhu 130 derajat Celsius, baru kemudian diletakkan di titik-titik meridian tertentu pada tubuh. Misalnya punggung, perut, dada, kepala, hingga telapak tangan. Lalu dibarengi dengan massage.
’’Badan dipijat menggunakan hot stone dengan cara diusap naik-turun. Kalau batunya sudah mendingin, baru selesai. Karena panas dari batu ini sudah dihantarkan ke dalam tubuh,’’ ujar Dewi Ratih. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: