Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Menyambung Kisah Sumi Kasiyo (70)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Menyambung Kisah Sumi Kasiyo  (70)

MASA KECIL Suyatmi (kiri) bersama adiknya Sumi Kasiyo dan sepupu mereka di Belanda 1980.-Dok Suyatmi-

Kisah tentang Suyatmi de Vries seharusnya terbit di seri 54, setelah kisah adik kandungnya, Sumi Kasiyo, tuntas. Namun, kesempatan untuk mewawancarai Suyatmi baru tiba Kamis, 3 November. 

”Aku wawancara Suyatmi nanti sore,” kataku kepada salah seorang pendiri Yayasan Mijn Roots Ana Maria yang mampir ke Disway News House Surabaya. Dia datang untuk mengambil titipan Olvi Jasinta dan Meilany: Harian Disway edisi cetak yang berisi kisah mereka.

Hari itu Ana bersiap menuju Jakarta dengan kekasihnyi, Bud Wichers. Di ibu kota, mereka menemui pendiri Mijn Roots lainnya: Dewi Diejle. Dialah yang akan membawa edisi cetak itu ke Belanda.

”Saya senang. Makin banyak anak adopsi yang berbagi kisah,” kata Ana. Tidak semua anak adopsi yang berada di Belanda mau membagi kisahnya. Beberapa dari mereka membangun tembok pemisah agar tak mengingat masa lalu yang kelam.


Mampir Disway News House di Surabaya, Ana Maria (kanan) menunjukkan edisi cetak series tentang kisah Mijn Roots.-Boy Slamet/Harian Disway-

Apakah mereka tidak rindu orang tua kandung dan kampung halaman? Tentu rasa itu tak mungkin sirna. Namun, mereka memilih berdamai dan memilih fokus melangkah ke depan.

Tidak masalah. Semua memiliki hak untuk menentukan jalan hidup. Ana pun memiliki saudara adopsi. Ia memilih tak mencari orang tua kandungnya.

Suyatmi tidak mencari orang tuanyi lewat Mijn Roots. Dia menemukan sendiri orang tuanyi di awal 1990-an. Pertanyaan tentang kisah pencariannyi itu saya tanyakan langsung ketika kami terhubung lewat panggilan video WhatsApp sore hari. 

Di Surabaya pukul 18.00. Di Belanda masih siang. Terpaut waktu 6 jam. Kebetulan hari itu Suyatmi punya waktu luang. Jadi, kami bisa terhubung.

Antara 1992 atau 1993 ibu angkat Suyatmi mendapatkan alamat keluarga Sumi dan Suyatmi. Merekah tinggal di Desa Ngruno, Trenggalek. Sayangnya, sang ibu ikut transmigrasi ke Sulawesi. Pencarian pun terputus.


TAKDIR MENYATUKAN Sumi Kasiyo (kiri) dan Suyatmi sampai dewasa. Mereka sama-sama diadopsi di Belanda di usia 6 dan 9 tahun.-Dok Sumi Kasiyo-

Kisah pencarian selanjutnya ajaib. Dia bekerja di salah satu toko. Salah satu customer dari Den Haag ngobrol dengan bosnyi. Dia bercerita bahwa sang anak berada di Indonesia. Di Sulawesi.

Sang bos tiba-tiba menceritakan bahwa Suyatmi berasal dari Indonesia. Sedang mencari ibu. 

Those people had daughters who lived in Manado. They have a diving school. One of the employees is Nelson. His wife lives in the same area as my family (Mereka memiliki putri yang tinggal di Manado. Mereka punya kelas selam. Salah seorang pegawainya bernama Nelson. Istrinya tinggal di area tempat tinggal orang tuaku, Red),” ujar Suyatmi.

Mereka saling mengirim e-mail. Tak selang berapa lama, mereka menemukan orang yang tepat: Damikem. Kisahnyi cocok. Dia memang pernah punya dua anak perempuan yang diserahkan ke orang karena tuntutan ekonomi.

Tak disangka. Pencarian yang sempat mandek lebih dari 10 tahun akhirnya membuahkan hasil. Skenario Tuhan memang amazing. (Salman Muhiddin)

 

Kak Sulastri Tak Sabar Ingin Bertemu. BACA BESOK!



Sumber: