Review Drakor Season of Blossom: Hidup Terus Berjalan meski Harus Melepaskan
’’SAHABAT’’ masa SMA, dari kiri Lee Ha-min, Han So-mang, Lee Jae-min, Yoon Bo-mi, dan Choi Jin-young dalam Seasons of Bloom. Ending drama ini sedih tapi memuaskan. -wavve-
SEASON OF BLOSSOM tayang perdana pada 21 September 2022. Diadaptasi dari webtoon berjudul sama, serial itu langsung merebut hati dua golongan pemirsa sekaligus. Yakni pembaca komik serta yang tidak membaca komik. Karena naskah dari duet penulis aslinya, Hong Deok dan Nemone, dieksekusi dengan baik oleh sutradara Wang Hye-ryung.
Ada sedikit perbedaan di sana sini. Namun, secara keseluruhan, sangat memuaskan. Dari adegan dan dialog-dialognya, pahitnya sangat terasa. Sakitnya juga menular. Penonton ikutan tersayat hatinya. Hehe.
SEASON OF BLOSSOM mengangkat kisah Han So-mang (So Ju-yeon) yang merindukan sahabat sekaligus cinta pertamanya, Lee Ha-min (Seo Ji-hoon). Demi bernostalgia, dia melamar menjadi guru di SMA mereka yang dulu. Dia lantas bertemu dengan Lee Jae-min (Kim Min-kyu), murid cowok yang wajahnya mirip dengan Ha-min. Ternyata, itu adalah adik lelaki Ha-min.
Diiringi kisah-kisah masa SMA—tentang pahit manisnya cinta, dan indahnya persahabatan—perjalanan So-mang dan Jae-min untuk berdamai dengan masa lalu dimulai.
LURUSKAN kesalahpahaman, Lee Jae-min (Kim Min-kyu, kiri) menyerahkan surat yang ia temukan di buku kakaknya kepada Han So-mang (Seo Ji-hoon). -wavve-
Sukses Mengubah Opini
Pada episode-episode awal, saya merasa Season on Blossom versi webtoon lebih menarik dan menyenangkan. Dari segi cerita, tentu saja lebih mendetail. Selain itu, banyak hal yang penggambarannya kurang pas.
Misalnya, soal pertempuan So-mang dengan Jae-min. Di webtoon, So-mang diceritakan sebagai stranger yang secara tak sengaja bertemu dengan Jae-min. Sebaliknya, di versi drama, So-mang berstatus sebagai guru Jae-min di sekolah. Saya menganggap, plot itu membuat So-mang terlihat tidak profesional. Adegannya bikin geregetan. Terasa over aja gitu.
Namun, semakin lama, So-mang menjadi karakter yang mampu menarik simpati. Pun karakter Jae-min. Dalam versi drama, diungkapkan alasan mengapa Jae-min pindah ke SMA tempat kakaknya bersekolah dulu. Scene tersebut menambah bumbu-bumbu kesedihan yang benar-benar terasa. Perasaan dibuat campur aduk.
Di sisi lain, sangat menyenangkan melihat kisah pasangan second lead, Bo-mi (Kang Hye-won) dan Jin-young (Yoon Hyun-soo). Interaksi mereka sangat menggambarkan kisah percintaan murid SMA. Saling malu-malu. Saling denial. Dan butuh waktu lama buat mereka menyadari siapa yang disuka dan apa yang diinginkan. Saya senang melihat karakter kedua remaja itu.
Awalnya, Bo-mi dan Jin-young membuat saya sedikit bingung menilai mereka. Saya merasa, akting Kang Hye-won dan Yoon Hyun-soo terasa sedikit kaku. Namun, bila dipikir-pikir kembali, justru seperti itulah penggambaran cinta monyet ala remaja SMA. Ya canggung, ya malu-malu. Kadang gugup dan suka salah tingkah.
Tak hanya senang-senang dan gemes. Penonton juga disuguhi adegan-adegan yang menguras air mata. Dalam versi drama, karakter Jae-min dan Ha-min sedikit lebih dapat menunjukkan perasaan mereka. Mereka mampu menyuarakannya. Berbeda dengan di webtoon. Di mana kedua kakak-beradik itu benar-benar tertutup.
Dimunculkan pula pertemuan antara So-mang dan ibu Lee bersaudara. Scene yang hanya diperlihatkan sebentar itu turut mendukung suasana mengharukan yang telah dibangun. Saya acungi jempol untuk improvisasi pada versi drama ini.
Akhir yang Memuaskan
PASANGAN second lead yang mencuri perhatian, Bo-mi (kiri) dan Jin-young di backstage saat festival sekolah. Interaksi mereka menggambarkan cinta masa SMA. -wavve-
Meski disebut sebagai drama sad ending, saya merasa puas dengan akhir Seasons of Blossom. Pada episode pemungkas, kita seperti diajak berandai-andai bersama Han So-mang. Bagaimana bila saat itu dia tak meninggalkan Ha-min. Bagaimana jika dia tak meninggalkan ponselnya, hingga melewatkan pesan dari Ha-min. Bagaimana bila mereka tak ketahuan memiliki hubungan.
Hingga, bagaimana bila, sedari awal, mereka tak perlu saling mengenal.
Itu adalah pemikiran yang sangat manusiawi. Kita tentu juga pernah merasakan hal serupa. Ketika penyesalan menyapa, insting pertama kita adalah berandai-andai. Bagaimana jika begini. Bagaimana jika begitu. Yang tentunya, itu semua sudah terlambat. Perasaan So-mang akrab sekali dengan penonton.
Namun, pada akhirnya, dia berhasil berdamai dengan dirinya sendiri. Juga dengan keadaannya. Dia mampu tersenyum dalam pengandaiannya yang mustahil. Dia mampu menarik Jae-min kembali, dari masa lalu dan traumanya. Hingga, dia mampu melangkah kembali, lepas dari bayang-bayang dan masa lalu tentang Ha-min.
Bukannya So-mang melupakan Ha-min. Ia hanya menempatkan cowok itu pada lembar kisah yang paling spesial. Setelah itu, So-mang akan melanjutkan hidup. Tanpa penyesalan. Dia menjadikan Hamin sebagai sebuah kenangan indah. Dan pelajaran berharga.
Ending yang diberikan oleh versi dramanya lebih terasa menyesakkan dibandingkan versi webtoon. Karena akting para aktornya mampu menyampaikan emosi dengan lebih menusuk. Kita seperti turut merasakan perasaan mereka.
Meski sedih, akhir cerita ini indah. Pesan yang ingin disampaikan kepada penonton pun tersampaikan. Salah satunya, saat Ha-min bilang bahwa ia ingin orang-orang yang disayangnya tak menanggung masalah sendiri. ’’Tak sepertiku, aku ingin orang yang kusayang memiliki keberanian untuk meminta pertolongan pada orang lain.’’ (Retna Christa-*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: