Pemekaran Papua Bukan Solusi
Mendagri Tito Karnavian saat acara peresmian Provinsi dan Pelantikan Penjabat Gubernur Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan di Plaza Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2022).- Foto: Puspen Kemendagri-
Sementara itu, salah seorang warga asli Papua yang tidak mau disebutkan namanya menyebutkan bahwa banyak masyarakat yang tidak puas dengan adanya pemekaran itu. Sebab, otonomi khusus yang diberikan kepada Papua saja hingga saat ini tidak berjalan.
Kebijakan hanya diambil petinggi negara di Jakarta. ”Seharusnya namanya otonomi khusus, kan semua kebijakan itu diberikan ke masyarakat daerah. Tapi, ini tidak. Kami tidak bisa memberikan pendapat apa pun,” tegasnya.
Majelis Rakyat Papua (MRP) yang terbentuk atas dasar otonomi khusus juga tidak bisa memberikan pendapat. Setiap kali memberikan pendapat keras, pendapat mereka akan dibasmi.
”Sudah pasti akan diberedel. Kita mau berikan pendapat, dari rumah sudah didatangi Brimob. MRP mau keras, langsung diculik,” ucapnya. Pun, pemerintah pusat tidak menyentuh hal penting yang dibutuhkan masyarakat setempat. Misalnya, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
Kebijakan yang terkait kekayaan alam saja sudah dikuasai pemerintah pusat. Karena itu, masyarakat lokal tidak mendapatkan apa pun. Hanya bisa berjualan sayur di pasar. Itu juga tidak menggunakan meja.
MRP yang memberikan masukan untuk kepentingan masyarakat Papua tidak akan diterima. Tapi, ketika masukan itu untuk kepentingan orang-orang di Jakarta, pasti itu semua akan diterima dengan baik.
”Sudah ada plotnya. Hutan ini untuk pejabat A. Hutan lainnya punya pejabat B. Kita tidak dapat apa-apa. MRP yang kita harap saja sudah diamputasi. Penetapan Pj gubernur di Jakarta. Padahal, katanya, itu untuk masyarakat Papua,” tegasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: