Terima Kasih Tok, Ya... Kecut
-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-
Dilanjut: ”Bahkan, dua anggota menunjukkan sikap rasis, terkesan mengharapkan pelayanannya dibayar pungli.”
Benarkah uang tip pungli? Kan bernilai ala kadarnya? Apakah itu suap yang masuk wilayah korupsi?
Dikutip dari jurnal ilmiah Harvard University Library bertajuk Here’s a Tip: Prosocial Gratuities Are Linked to Corruption, tip beda dengan suap atau korupsi. Tapi sejenis.
Harvard Library di situ mengutip riset karya tiga akademisi Amerika Serikat (AS). Yakni, Michael Lynn (Cornell University), George M. Zinkhan (The George Washington University), dan Judy Harris (Towson University). Judulnya Consumer Tipping: A Cross-Country Study, Journal of Consumer Research (1993).
Suap adalah korupsi, yang dibayarkan di muka, sebelum sesuatu kesepakatan dilakukan. Tanpa pembayaran, kesepakatan dibatalkan. Sementara itu, tip dibayarkan setelah sesuatu kesepakatan dilakukan.
Bedanya pada waktu (timing) kejadian. Tapi, tip yang ditentukan nilainya atau sudah ada tarif yang disepakati bersama atau nilai tarif diketahui publik, meski sebelum sesuatu kesepatan dilakukan, berarti sama dengan suap.
Kendati, tip murni (tanpa nilai tarif) yang berlangsung lama, konsisten, terus-menerus, maka lama-lama berubah jadi keharusan. Sehingga jadi suap, masuk wilayah korupsi.
Ada contoh menarik di AS soal itu. Sampai kasus tersebut difilmkan sebagai kisah nyata berjudul American Greed: The Fugitives. Jadi film serial televisi dan ditonton paling banyak di AS pada 2012.
Dikutip dari majalah terbitan AS, Prison Legal News, 15 September 2010, bertajuk Five People Convicted in Oregon Prison Food Bribery Scandal, fokus mengisahkan Farhad Monem.
Monem warga negara AS kelahiran Teheran, Iran, 30 Juli 1958. Ketika masih kecil, ia diajak ortu hijrah ke AS, lantas jadi warga negara AS.
Saat remaja, ia dipanggil Fred oleh teman-temannya. Jadilah namanya Farhad Fred Monem. Setelah dewasa, nasibnya bagus. Ia pekerja keras dan konsisten di sebuah penjara di Negara Bagian Oregon. Dimulai dari pekerja rendahan, sampai ia dipercaya sebagai staf.
Tugasnya, membeli makanan (katering) untuk narapidana di sana. Belasan tahun bekerja giat, ia dipercaya untuk menyediakan makanan di 14 penjara di negara bagian itu. Jumlah narapidana di setiap penjara sekitar 500 orang.
Dengan dua kali makan per narapidana per hari (sarapan disiapkan lokal penjara), total Monem pesan katering 14.000 porsi per hari. Rutin.
Dengan tugasnya itu, pada 2001 gajinya USD 60.000 per tahun. Penghasilan warga kelas menengah di sana. Ia tinggal bersama keluarga di Kota Salem, Oregon.
Desember 2006 mulai ada masalah. Narapidana penghuni 14 penjara di Oregon sering sakit. Terutama sakit perut. Bergantian. Antara penjara yang satu dengan penjara lain. Kadang bersamaan di beberapa penjara. Di wilayah ”katering Monem”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: