Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Aku Harus Tinggal di Indonesia (89)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Aku Harus Tinggal di Indonesia (89)

PERSAHABATAN TERJALIN antara Jean-Luc dan pendiri Komunitas Roode Brug Soerabaia Ady Setyawan. Ady mendapat hibah barang-barang peninggalan Pertempuran Revolusi Nasional Indonesia-David Ubaydullah/Harian Disway-

Hidup Jean-Luc berubah drastis setahun terakhir. Setelah menemukan keluarga kandungnya di Yogyakarta dan Bandung, ia merencanakan keputusan besar: pindah ke Indonesia.

Jean-Luc sudah bolak-balik ke Indonesia. Sudah sepuluh kali. Dan baru di kunjungan terakhir inilah ia benar-benar berniat mencari keluarga besarnya. Sehari mencari, langsung ketemu.

Biasanya Jean ke Indonesia untuk liburan bersama sang ayah angkat Menno Oudkerk Pool. Ia seorang Indo-Belanda yang lahir di Bandung. Makanya, Menno sering mengajak Jean ke Indonesia.

Setelah Menno meninggal tiga tahun lalu, Jean mulai bermetamorfosis. Ia tak lagi bergantung pada sosok ayah angkat. Namun, ia mulai menyadari bahwa ia tak punya siapa-siapa lagi.

Jean yang tertarik dengan sejarah mulai mencari tahu tentang Indonesia. Perlahan ia menyadari bahwa ada hal besar di balik proses adopsinya.

Rupanya penjajahan tak berhenti di tahun 1945. Upaya adopsi anak-anak ke Eropa pada 1973–1983 adalah gambaran bahwa orang-orang dari Benua Biru menganggap mereka ras tertinggi yang harus membantu ras di bawah mereka.

Ribuan anak-anak Indonesia dibawa ke sana dengan dalih menyelamatkan anak-anak itu dari kemiskinan. Mereka menutup mata bahwa anak-anak tersebut telah dicabut dari akar aslinya.

Dampak hal itu baru terasa ketika anak-anak adopsi sudah dewasa. Mereka merasa berbeda dengan orang-orang Eropa. Bullying hingga perlakuan tidak menyenangkan lain membuat trauma dan depresi. Bahkan, ada yang bunuh diri.

Jean juga punya perasaan ingin mengakhiri hidup. Ia sampai mengikuti terapi untuk mengatasi persoalan itu. ”I did therapy that really helped me. When I finished, I started to be more peaceful (Aku menjalani terapi yang sangat membantu. Ketika selesai, aku bisa lebih tenang, Red),” ujar Jean di Disway News House Surabaya, 8 November 2022.


GAMBARAN MASA lalu Indonesia dalam salah satu buku koleksi kelaurga angkat Jean-Luc. Belanda menganggap kedatangannya ke Indonesia adalah bevrijding atau pembebasan usai Jepang kalah.-David Ubaydullah/Harian Disway-

Bertahun-tahun Jean mengalami cuci otak. Seumur hidupnya ia ingin menyatu dengan orang-orang Belanda. Namun, itu tidak pernah berhasil. Makanya, ia baru mencari orang tua kandung di usia 40 tahun setelah seorang aktivis Suriname-Belanda Christa menyadarkannya bahwa sangat penting untuk terhubung dengan Indonesia.

Di Belanda Jean tak mempelajari sejarah Hindia-Belanda. Tentu itu sangat kontras dengan kondisi Indonesia. Siswa di Nusantara sudah mempelajarinya sejak SD.

Jean membawa salah satu buku peninggalan kakek dan buyutnya. Semua koleksi itu diberikan kepada pendiri Roode Brug Soerabaia Ady Setiawan. Salah satu gambarnya memperlihatkan tentara Belanda dengan rakyat Indonesia yang sangat kurus. 

Teks foto itu cuma satu kata: Bevrijding. Artinya pembebasan. Rupanya, Belanda menganggap kedatangannya ke Indonesia seusai mengalahkan Jepang di Perang Dunia II adalah pembebasan untuk Indonesia. Sementara itu, orang Indonesia menganggapnya sebagai upaya merebut daerah jajahan.

They didn’t teach us that history because they are losers. Bad losers (Mereka tidak mengajarkan sejarah Hindia-Belanda itu karena mereka pecundang. Pecundang yang buruk, Red),” ujar Jean berapi-api.

Indonesia dan Belanda memiliki hubungan yang sangat lama. Ada perdebatan tentang berapa lama Belanda menjajah Indonesia. Dalam pidatonya, Bung Karno pernah menyebut bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun.

Bung Karno menghitungnya sejak Belanda datang ke Banten pada 1596. Memang bila hitungannya dimulai pada saat Belanda datang (1596) sampai tahun kemerdekaan (1945), hasilnya ialah 349 tahun. 

Upaya kolonialisasi yang nyata baru terjadi enam tahun setelahnya, ketika VOC didirikan pada 1602. Bangsa Indonesia dan rasa nasionalisme belum terbentuk. Namun, sejak saat itu sudah banyak wilayah atau kerajaan yang merasakan getirnya penjajahan berkedok perdagangan tersebut.


BUKU-BUKU milik kakek dan buyut angkat Jean-Luc turut dihibahkan ke Ady Setyawan. Koleksi itu dibawa ke Disway News House Surabaya 8 November 2022.-David Ubaydullah/Harian Disway-

Orang-orang di bumi Nusantara ditipu. Jean sadar bahwa Belanda telah mengeruk kekayaan Indonesia ratusan tahun. Banyak pertumpahan darah yang tidak diceritakan di sana.

Kesadaran itu memunculkan perasaan baru. Setelah memahami sejarah panjang Indonesia-Belanda, ia tak mau pulang. Namun, masa berlaku visanya sudah habis. Mau tak mau ia pun kembali ke Belanda.

Namun, Jean sudah memutuskan rencana besar. Cepat atau lambat ia akan tinggal di Indonesia. Katanya, ia tak mungkin tinggal dan makan dari negara yang sudah merampok dan menumpahkan darah di negeri asalnya: Indonesia.

Ada berbagai kota yang menjadi opsi tempat tinggal baru nanti. Jean bisa menetap di Bandung, tempat ia dilahirkan. Ia punya kakak di sana. Ada juga saudara di Yogyakarta. ”Jogja sounds interesting (Jogja terdengar menarik, Red),” ungkapnya. 

Namun, di mana pun tempat tinggalnya nanti, yang penting tetap di Indonesia! (Salman Muhiddin)

Berencana Ganti Nama. BACA BESOK!





Sumber: