Konteks Tafsir At Taubah Ayat 29 Versi Kemenag

Konteks Tafsir At Taubah Ayat 29 Versi Kemenag

Ilustrasi Al Quran.-Canva-

BANDUNG, HARIAN DISWAY - Surat At Taubah Ayat 29 dicatut oleh pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Rabu, 7 Desember 2022 pukul 08.30 WIB pagi. 

Pelaku atas nama Agus Sujanto menempelkan kertas HVS di sepeda motor Suzuki Shogun dengan tulisan:  "KUHP - Hukum. Syirik/kafir. Perangi para penegak hukum setan. QS: 9: 29"

Attaubah Ayat 29 dalam Arab-Latin: Qātilullażīna lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā yuḥarrimụna mā ḥarramallāhu wa rasụluhụ wa lā yadīnụna dīnal-ḥaqqi minallażīna ụtul-kitāba ḥattā yu'ṭul-jizyata 'ay yadiw wa hum ṣāgirụn

Artinya: Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Dalam tafsir Kementerian Agama (Kemenag) RI disebutkan bahwa Surat At Taubah Ayat 29 turun ketika Ahlul Kitab atau bangsa Romawi hendak menyerbu kaum Muslimin setelah menguasai Mekah. Perang itu dikenal sebagai perang terakhir Nabi Muhammad atau Perang Tabuk. 

Tafsir Kemenag yang dimuat di tafsiralquran.id itu menekankan konteks ayat tersebut agar tidak disalahpahami:

“Pada hakikatnya, ayat ini merupakan langkah awal agar Nabi Muhammad saw mengalihkan perhatiannya kepada Perang Tabuk yang akan dihadapinya. Perang Tabuk merupakan perang yang terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, sesudah kaum Muslimin dapat menguasai kota Mekah,” tulis Tafsir Kemenag dikutip dari tafsiralquran.id. 

Tabuk terletak di sebelah utara Madinah, berbatasan dengan Yordania atau negeri Syam (Damaskus) yang ketika itu dikuasai oleh kerajaan Romawi.

Saat kabar penyerangan sampai,  Nabi Muhammad mengumumkan kepada seluruh kaum Muslimin untuk mempersiapkan diri. Kabilah-kabilah pun bersatu. 

Dalam perjalanan menuju markas tentara Romawi, pasukan Islam menaklukkan wilayah Daumatul Jandal yang mendukung Romawi. 

Raja Heraklius yang awalnya meremehkan kekuatan tentara Muslimin mulai cemas dan berdiskusi dengan bawahannya. Saat pasukan tiba di Tabuk, pasukan Romawi ditarik mundur.

Ahli Kitab yang berada di sana meminta perdamaian dan menyerahkan jizyah kepada Nabi Muhammad sebagai tanda pengakuan mereka untuk tunduk kepada kekuasaan Islam, karena mereka belum bersedia menganut agama Islam.

Tafsir Kemenag kembali menekankan bahwa peperangan pada masa Nabi hanya untuk mempertahankan diri atau untuk membalas serangan. 

Disebutkan pula dalam Ayat 13 Surat Al Maidah Ayat 13:

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. 

Ayat tersebut sangat pas dengan konteks kehidupan bernegara saat ini. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: