Dua Hari Kapal Perang Thailand Tenggelam, Chananyu Ditemukan Selamat
Tenaga medis merawat korban selamat HTMS Sukhothai yang tenggelam, Minggu, 18 Desember 2022.-Reuters-
BANGKOK, HARIAN DISWAY - Jumlah korban selamat tenggelamnya kapal perang Thailand HTMS Sukhothai bertambah satu orang, Selasa 20 Desember 2022. Hingga kini, petugas gabungan yang mengerahkan kapal pencari dan helikopter telah menyelamatkan 76 orang.
Korban selamat itu bertahan selama dua hari di tengah lautan.
Penemuan itu memberi harapan bagi keluarga 29 orang yang masih
Sebelumnya, kapal mereka terombang-ambil di Teluk Thailand di tengah hantaman badai dengan kondisi mesin mati. Posisi kapal berjarak 37 kilometer dari pantai tenggara Thailand.
Personel perang AL Thailang terpaksa menceburkan diri ke laut karena kapal tenggelam.
Komandan Angkatan Laut Thailand Pichai Lorchusakul mengatakan korban selamat bernama Chananyu Gansriya. Usianya 23 tahun dari Provinsi Loei.
Evakuasi korban selamat HTMS Sukhothai yang tenggelam 18 Desember 2022.--
"Saya meyakini bahwa ini kabar baik bahwa kita bisa menemukan lebih banyak orang," ucapnya, tanpa memberikan penjelasan soal operasi penyelamatan itu.
Harapan semakin besar karena mereka dikabarkan sudah menggunakan rompi pelampung. "Tapi saya membayangkan bahwa mereka pasti kelelahan," ujar Pejabat Angkatan Laut Thailand lainnya, Narong Khumburi.
Sebelumnya, angkatan Laut Thailand menyatakan ada 106 personel di dalam kapal itu. Namun hari ini mereka merevisi angkanya jadi 105 orang.
Diduga listrik kapal padam yang menyebabkan mesin kapal sepanjang 76,8 meter tak bisa difungsikan.
HTMS Sukhothai miring karena air masuk ke lambung kapal.-Reuters-
“Angin kencang memiringkan korvet HTMS Sukhothai sepanjang 76,8 meter, sehingga memungkinkan air laut masuk ke pipa knalpot dan kemudian mematikan sistem kelistrikan kapal.
Pemadaman listrik menyebabkan sistem tenaga utama kapal tak berfungsi. Petugas kesulitan memompa air laut keluar dari lambungnya.
Sukhothai seberat 960 ton itu bikinan Amerika Serikat. Militer Thailand memakainya sejak 1987.
Carl Schuster, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut AS, mengatakan awak kapal Thailand pasti menghadapi situasi sangat mengerikan.
“Begitu kapal kehilangan tenaga, anda berada dalam kegelapan dan melakukan segalanya dengan pompa dan ember diesel portable,” katanya. (Alma Dhyan Kinansih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: