Investasi Jatim Melesat Setelah Pandemi
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa rajin melakukan misi dagang untuk mengundang investor dalam negeri dan luar negeri. -Foto: Humas Pemprov Jatim-
OPTIMIS Jatim Bangkit, benar-benar terwujud. Slogan itu dibuat bukan hanya sebagai pembeda dengan daerah lain. Itu merupakan ikhtiar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya Emil Elestianto Dardak untuk mengembalikan performa perekonomian setelah pandemi.
Saat pandemi Covid-19 datang, pertumbuhan ekonomi di Jatim sempat minus. Kondisi terpuruk terjadi di triwulan kedua 2020. Pertumbuhan ekonomi berada di angka -5,86 persen. Kondisi itu lebih buruk dari pertumbuhan ekonomi secara nasional di angka -5,32 persen.
BACA JUGA:4 Tahun Khofifah-Emil: Wawancara dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa
Kondisi itu tidak lama terjadi. Perlahan tapi pasti, setiap bulannya pertumbuhan ekonomi di Jatim terus membaik. Kondisi minus itu hanya bertahan hingga triwulan pertama 2021. Ketika itu -0,44 persen. Di triwulan kedua, pertumbuhannya langsung meroket di angka 7,07 persen.
Setelah itu, pertumbuhan ekonomi Jatim sempat melambat. Data terakhir yang dicatatkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, pertumbuhan ekonomi di triwulan keempat 2022 sebesar 4,76 persen (year on year).
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan investasi di Jatim memiliki peran dalam menumbuhkan perekonomian di provinsi tersebut. Di awal 2022, Khofifah menargetkan investasi di provinsi yang dipimpinnya itu sebesar Rp 80 triliun.
Ternyata, realisasi investasi yang tercatat hingga akhir 2022 tercatat sebesar Rp 110,3 triliun. “Di sektor investasi ini, akan menjadi bagian dari kekuatan ekonomi di Jawa Timur,” kata Khofifah kepada Harian Disway, Sabtu, 11 Desember 2023.
Realisasi investasi itu meningkat 38,8 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Bahkan, berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, investasi itu lebih tinggi dari pertumbuhan investasi nasional yang hanya tumbuh sebesar 34 persen.
Realisasi di 2022 itu juga mencatatkan rekor tertinggi investasi di Jawa Timur (lihat grafis). Target investasi di 2023 tidak terlampau jauh dari tahun lalu. Hanya naik Rp 5 triliun. Menjadi Rp 85 triliun.
“Kami terus berkomitmen untuk menjaga iklim investasi di Jatim, supaya tetap kondusif dan terjaga dengan baik. Sehingga para investor baik dari dalam maupun luar negeri tidak ragu berinvestasi di Jatim,” ucapnyi.
Pencapaian itu terjadi berkat kerja sama yang dilakukan semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Jatim. “Ini kerja mereka semua. Ini berkat sinergi dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak,” ucapnyi lantas tersenyum.
Salah satu cara untuk menjaga iklim investasi itu adalah dengan menginventarisasi perubahan perizinan berusaha yang terintegrasi dalam aplikasi perizinan online - Jatim Online Single Submission (JOSS).
Pemprov Jatim juga mengusulkan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Perubahan Perda nomor 2/2009, tentang Penanaman Modal. Itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebijakan baru yang telah diterbitkan.
Sementara Pergub 69/2020 tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu, telah diganti oleh Pergub 88/2022 tentang Penyelenggaraan perizinan berusaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: