Serial Geliat Masjid Perumahan (Seri 15); Masjid Al Ichsan, Sidoarjo; Dari Keluarga untuk Masyarakat
Masjid Al-Ichsan yang kini menjadi milik masyarakat setelah resmi tanah dan bangunannya diwakafkan oleh Hj. Misriah -untuk anak perempuan H. Ichsan -kepada jemaah Muhammadiyah Ranting Jati, Sidoarjo, 2019 silam-Andika Bagus Priambodo-Harian Disway
SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Di tengah-tengah sederet pemukiman warga Perumahan Pondok Mutiara, Sidoarjo yang paling depan, terselip bangunan masjid yang bersih dan nyaman. Ya, bangunan masjid seukuran dengan rumah-rumah warga di gang kedua perumahan itu dibangun keluarga H Ichsan pada 1998.
Dari yang dulunya hanya masjid keluarga, sekarang sudah berkembang pesat menjadi masjid milik masyarakat. Itu setelah resmi tanah dan bangunan masjid, diwakafkan oleh Hj. Misriah -anak perempuan H Ichsan kepada jemaah Muhammadiyah Ranting Jati, Sidoarjo, 2019 silam.
Setelah empat tahun sebelumnya dilakukan renovasi bangunan oleh keluarga H. Ichsan pada 2015. Maka tak heran, kalau Masjid Al Ichsan itu kini banyak menjadi jujukan masyarakat luas. ”Sudah seperti tempat transit masyarakat yang kebetulan melintas," ujar Ketua Takmir Masjid Al Ichsan Nurwachid.
''Mereka yang singgah ke masjid, kebanyakan menunaikan ibadah salat. Tapi juga tak jarang dari mereka yang hanya ingin beristirahat sejenak, dari perjalanannya," lanjut Wachid.
Memang, Masjid Al Ichsan lokasinya strategis. Dibangun di kawasan salah satu perumahaan elit di Kota Delta -sebutan Kabupaten Sidoarjo- yang dekat dengan pintu masuk tol Sidoarjo.
Masjid ini kecil tapi kharismatik. Terdiri dari dua lantai dengan kapasitas maksimal 250 jemaah-Andika Bagus Priambodo-Harian Disway
Masjid Al Ichsan berada paling depan di kompleks Perumahan Pondok Mutiara, Sidoarjo. Bangunannya meskipun mungil tetapi kharismatik. Berlantai dua dengan kapasitas maksimal 250 jemaah.
Bagian dalam Masjid Al-Ichsan yang nyaman. Terlihat jemaah sedang menunggu salat dimulai-Andika Bagus Priambodo-Harian Disway
Masjid Al Ichsan itu dihiasi berbagai ornamen yang megah. Menara suar di sisi kanan bangunan kubah masjid yang elok. Banyak lengkungan tembok khas masjid Muhammadiyah. Dengan paduan warna putih-biru di seluruh bangunan.
"Dari dahulu sudah seperti itu. Kami meneruskannya dengan merawatnya. Mengembalikan warna cat-cat yang mulai pudar. Kami lengkapi dengan berbagai alat elektronik, sebagai pendukung syiar agama. Dan yang paling penting adalah menjaga kebersihannya sebagai wujud pelayanan kepada umat," terang Wachid.
Setelah kepengurusan masjid diamanahkan kepada Muhammadiyah Ranting Jati, Sidoarjo itu, pengembangan program syiar agama pun semakin beragam. Tak hanya diisi dengan kajian keislaman tetapi kegiatan inovatif juga dilakukan oleh para pengurus masjid.
Yang paling berkesan adalah model dalam penyaluran daging hewan kurban. Kala merayakan Hari Raya Idul Adha. Penyalurannya tidak hanya dengan cara konvensional, layaknya kebanyakan masjid-masjid lain dalam membagikan daging ke calon penerima.
Selama dua tahun berjalan, inovasi penyaluran daging kurban yang dilakukan pengurus Masjid Al Ichsan itu terbilang unik: sebagian dari dagingnya, terlebih dahulu diolah atau dijadikan produk daging kaleng, sebelum diserahkan bagi masyarakat yang berhak menerima daging hewan kurban. Artinya, setiap penerima, tidak hanya menerima daging mentah. Tapi juga dibagikan produk hasil olahan daging hewan kurban dalam bentuk kemasan tersebut.
"Dengan begitu, kebermanfaatan dari daging hewan kurban bisa lebih panjang. Daging kaleng bisa disimpan dahulu atau dimasak sewaktu-waktu jika dibutuhkan," ujar Wachid, sekaligus Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo.
Inovasi penyaluran daging hewan kurban itu sejalan dengan motto Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Sidoarjo bahwa daging hewan kurban bukan hanya bisa dinikmati tetapi memiliki kebermanfaatan yang lebih lama.
"Kami juga mudah, ketika menyalurkan hasil produk olahan daging semacam itu kepada korban bencana alam, Gunung Semeru. Kala itu. Selain praktis, kebermanfaatan untuk bantuan itu juga panjang," lanjut Wachid.
Selain sukses menyelenggarakan penyaluran hewan kurban dengan model yang inovatif. Wachid berharap, keberadaan Masjid Al Ichsan, juga dapat menjadi salah satu masjid pencerah di Sidoarjo.
Ke depan, kajian keislaman akan lebih disemarakkan lagi. Dengan melihat lokasi strategis dan banyaknya jamaah yang berkunjung ke masjid itu, menjadikan motivasi pengurus masjid untuk aktif menggelar banyak kegiatan.
"Karena kami pun juga ingin, syiar keagamaan lebih meluas lagi, tidak hanya warga lokal saja. Ini kami sedang menyusun programnya. Khususnya bagi jamaah remaja. Karena mereka nantinya yang menjadi tongkat estafet mensyiarkan ilmu agama Islam," kata pria ahli ilmu komputer itu.
Takjil yang ditata oleh pengurus untuk persiapan berbuka puasa bagi semua jemaah yang datang ke masjid saat waktu Maghrib-Andika Bagus Priambodo-Harian Disway
Wachid menyadari, pengembangan Masjid Al Ichsan tak terlepas peran, serta dukungan warga Perumahan Pondok Mutiara, Sidoarjo, yang tidak pernah lelah membantu, dengan menyambut baik dan antusias keberadaan masjid tersebut.
"Itulah yang kami syukuri. Keberadaan kami mendapatkan sambutan baik dari warga sekitar," tandas Wachid. (Eko Setyawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: