Umat Kristen Ortodoks Memasuki Masa Peringatan Pekan Suci
Jemaat Gereja Ortodoks mengikuti ibadah Minggu Palma Gereja Orthodox Rusia Santo Iona Manchuria Surabaya, Jawa Timur, Minggu (9/4/2023). -Julian Romadhon-Harian Disway
Sebelum pemberian komuni, dilakukan doa syukur agung oleh Romo Kirill dibantu oleh Romo Diakonia Angga Besarion. Dalam doa syukur agung itu, banyak hal yang didoakan, salah satunya adalah perkembangan negara Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian komuni.
Ibadah ditutup dengan pemberkatan palma untuk mengingat perjalanan Yesus masuk ke Yerusalem. Pemberkatan dilakukan dengan air suci yang dipercikan oleh Romo Kirill. Setelah ibadah selesai, dilakukan kebiasaan untuk makan bersama atau disebut Agape Meal. Tujuannya untuk mempererat persaudaraan umat.
Jemaat Greja Ortodoks melakukan pengakuan dosa didampingi Romo, Kirill (kanan) saat berlangsungnya ibadah Minggu Palma Gereja Orthodox Rusia Santo Iona Manchuria Surabaya, Jawa Timur, Minggu (9/4/2023).-Julian Romadhon-Harian Disway
Gereja Ortodoks Rusia St. Iona dari Manchuria sendiri baru saja berdiri. “Untuk kapel ini sendiri baru 1 tahun, kami masih belum ada gedung gereja”, ucap Romo Kirill.
Konon perjalanan Misionaris gereja ini sudah ada sejak jaman dahulu. “Dulu sepertinya sudah ada misionaris gereja ortodoks di jaman Majapahit, kalau untuk era modern sudah sejak tahun 1978-an,” jelasnya lagi.
BACA JUGA:Khofifah Tinjau Tol Pasuruan-Probolinggo, Siap Dipakai Mudik
Pengaturan komunal Gereja Ortodoks dibagi berdasarkan cara yuridis yang berbeda dengan denominasi Kristen lainnya. Wilayah yuridis ini tidak membedakan liturgi, melainkan lebih pada unsur budaya dalam pengamalan liturgi, seperti contohnya liturgi di Suriah yang menggunakan langgam seperti ngaji atau Mesir yang menggunakan bahasa Kop atau bahasa Mesir Kuno.
Meskipun wilayah yuridis dalam Gereja Ortodoks berbeda, umat dapat menerima komuni dari wilayah lain melalui interkomuni. Selain itu, dalam Gereja Ortodoks terdapat tiga tingkatan rohaniawan yang disebut sebagai penilik jemaat, penatua jemaat, dan diaken.
Penilik jemaat sebenarnya berasal dari bahasa Yunani dan dalam teks aslinya disebut sebagai Episkopos, yang kemudian menjadi uskup dalam bahasa Indonesia. Selain itu, hierarki dalam Gereja Ortodoks mirip dengan Katolik, dimana terdapat Uskup Agung, Metropolitan (yang setara dengan Kardinal di Katolik), dan Patriarch (setara dengan Paus di Katolik).
Terlepas dari perbedaan tersebut, beberapa wilayah yuridis masih menggunakan istilah Paus seperti di Mesir.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: