Geliat Bangun Kota Reog: Pemuda Gembong Bawono (6)
Gembong Bawono berlatih di depan Kantor Bupati Ponorogo, 8 April 2023 dini hari. Mereka juga keliling untuk membangunkan orang sahur.-Boy Slamet/Harian Disway-
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Stop Ledakan di Gunung Sampung (4)
Begitu tiba, rupanya warga yang sedang sahur tak mengira bakal didatangi bupati. Satu per satu menyalami Kang Giri. Ia memesan pecel dengan lauk telur dadar. “Bumbune mantep tenan (bumbunya enak sekali, Red),” ujarnya kepada ibu penjual pecel yang bangga warungnya didatangi Bupati.
Perhatian kami lalu teralihkan ke suara gaduh di jalan raya. Dari arah barat, banyak anak muda berkeliling naik mobil pickup untuk membangunkan warga sahur. Ada juga yang membawa peralatan musik reog. Nuansa Ponorogo makin terasa.
Rupanya banyak kelompok reog yang keliling membangunkan sahur. Saat perjalanan pulang, salah satu grup reog berhenti di depan Kantor Bupati. Nama grup mereka Gembong Bawono. Tertulis di ukiran kayu penyangga gong.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat tambil di Grebeg Suro 2022.-Pemkab Ponorogo-
Mereka juga membawa kempul, kendang dan terompet reog. Namun, tak ada topeng atau dadak merak yang dibawa. Niat mereka memang cuma membangunkan orang sahur, bukan tampil.
Ada dua orang paling senior di grup itu: Firman cahya Ramadhani asal Desa Nglurup dan Burhan dari Pohijo. Mereka dari kecamatan yang sama dengan Kang Giri: Sampung.
Tim penulis mendatangi mereka yang sedang asyik menari-nari di atas aspal. Rupanya sudah sejam mereka di sana. “Setiap bulan puasa memang keliling. Enggak ngerti hari ini kok pingin ke alun-alun,” ujar Firman.
Ada 10 orang yang berkumpul malam itu. Mereka mahir bermain alat musik atau menari. Rata-rata sudah bermain reog sejak SD.
Burhan maju dengan wajah garang. Ia membusungkan dadanya dan merentangkan kedua lengan. Sikutnya ditekuk lalu secara gemulai ia menari. Beberapa temannya mulai merekam pakai smartphone.
Setelah 5 menit, gantian penari lain yang maju. Burhan minggir duduk di trotoar. Keringatnya mulai mengucur.
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Reuni Akbar Seniman Tagih Janji Kemendikbud (5)
BACA JUGA:Bupati Ponorogo Akan Sulap Gunung Kapur Menjadi Monumen Reog
Tim penulis lalu menanyakan pendapat generasi muda Reog Ponorogo itu tentang polemik setahun belakangan. Reog batal diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) Unesco. Bagaimana perasaan mereka?
“Jelas Mangkel. Diakali tok (tentu jengkel. Dikerjain terus, Red)” ucap Burhan. Rupanya mereka mengikuti setiap pemberitaan terkait polemik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Setiap ada kabar soal perkembangan reog, mereka pasti dapat link beritanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: