Cheng Yu Pilihan Dekan Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra Surabaya Astrid Kusumowidagdo: Wu Wang Zai Ju

Cheng Yu Pilihan Dekan Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra Surabaya Astrid Kusumowidagdo: Wu Wang Zai Ju

Cheng yu Astrid Kusumowidagdo--

ASTRID Kusumowidagdo, dekan Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra Surabaya, prihatin melihat kondisi pasar tradisional Indonesia -terutama yang di kawasan pariwisata. Begitu banyak yang tidak ditata sebagaimana mestinya, sehingga tidak enak dipandang mata. Padahal, jika dikelola sedemikian rupa, akan menjadi potensi wisata yang luar biasa.

"Misal Pasar Terapung Kuin-Alalak di Banjarmasin, yang dulu jadi tempat syuting iklan salah satu stasiun TV swasta itu. Sayangnya kini sudah seperti hidup segan mati tak mau,” sesal Astrid, ketika ditemui di kantornya, Kamis (13/4) lalu. 

Untungnya, di zaman yang serba modern sekarang, kian banyak orang yang mulai sadar pentingnya pelestarian budaya tradisional dengan beragam unsurnya. Astrid tentu termasuk salah satunya.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dosen Culinary Business Universitas Ciputra Victor Kurniawan Yuwono: Chu She Chong Jian

Kesadaran akan preservasi kebudayaan tersebut kemudian disambut dengan semangat pula oleh pasar dengan menciptakan apa yang dalam ilmu marketing sebut sebagai ”nostalgia marketing”. Ini, gampangnya, adalah strategi pemasaran dengan cara ”menjual” keromantisan kenangan akan masa lampau.

Barangkali untuk itulah Astrid, bersama timnyi, mendirikan The Sense of Places --Indonesian Traditional Shopping Area. Situsnya bisa diakses di traditionalshoppingindonesia.id. 

Melalui kerja-kerja riset yang terukur, Astrid memetakan, mengeksplorasi, sekaligus mempromosikan pasar-pasar tradisional yang memasarkan produk-produk industri kreatif yang syarat akan kearifan lokal di sekitar destinasi rekreasi seluruh Indonesia. 

Ada pepatah Tiongkok klasik yang mungkin memengaruhi Astrid. Bunyinya ”勿忘在莒” (wù wàng zài jǔ): jangan sekali-kali melupakan dari mana asalmu. 

Ya, modernisasi tidak boleh mengikis, apalagi menghilangkan, tradisi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: