Cheng Yu Pilihan Politikus Nasdem Lathifa M. Al Anshori: Da Zhi Ruo Yu

Cheng Yu Pilihan Politikus Nasdem Lathifa M. Al Anshori: Da Zhi Ruo Yu

Cheng Yu Lathifa M. Al Anshori--

"ADA lho sebenarnya Chinese proverb yang saya suka," ujar Lathifa M. Al Anshori, ketua bidang pemilih pemula dan milenial DPP Nasdem. Mantan jurnalis perang di Timur Tengah dan Afrika Selatan itu menyebut: "大智若愚" (dà zhì ruò yú). 

Adagium yang terjemahan bebasnya: "orang yang benar-benar pintar akan kelihatan seperti orang bodoh" itu sering diasosiasikan sebagai pernyataan Lao Tzu, filsuf pendiri Taoisme –meski sebenarnya merupakan wejangan Su Tung-p'o, sastrawan besar era dinasti Song.

Lathifa cukup antusias saat ditanya soal cheng yu. Padahal dia dulu kuliah di Mesir dan Amerika. Ia mendapat gelar sarjana Ilmu Politik dan Administrasi Publik dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Politik, Universitas Kairo, Mesir. Lalu mendapat gelar Master of Arts in Conflict Resolution dari University of Massachusetts Boston, Amerika Serikat.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono: Chang Jiang Hou Lang Tui Qian Lang

Di tengah zaman keberlimpahan informasi yang menyebabkan "matinya kepakaran" ini, peribahasa pilihan politikus muda 32 tahun tersebut kian menemukan relevansinya. Pasalnya, betapa sering kita menyaksikan manusia yang terjangkit apa yang dalam ilmu psikologi sebut sebagai "Dunning–Kruger effect". Yaitu, suatu sindrom yang diidap oleh orang yang tidak mengerti apa-apa, namun menganggap dirinya paling hebat tiada tara.

Dalam bahasa Arab, ada istilah khusus untuk menyebut orang yang begitu. Namanya "jahil murakkab" (orang bodoh kuadrat). Dinamai demikian karena ia tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu dan malahan sok tahu. Dalam kitab masyhurnya, Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menyarankan kita untuk menjauhi orang-orang begini. Mungkin terkecuali kalau Anda punya tenaga dan kesabaran ekstra untuk berdebat dengan batu. 

Bayangkan, jangankan kita, sekelas Imam Syafi'i saja bisa keok menghadapi mereka. "Maa jaadaltu 'aaliman illaa ghalabtuh, wa laa jaadaltu jaahilan illaa ghalabanii," kata Imam Syafi'i, suatu ketika. Setiap kali berdebat dengan kelompok intelektual, aku selalu menang; tetapi jika berdebat dengan orang bodoh, aku kalah tanpa daya.

Memang paling ideal jadi orang yang dilukiskan Konfusius, "知之为知之,不知为不知,是知也" (zhī zhī wéi zhī zhī, bù zhī wéi bù zhī, shì zhī yě): kalau tahu bilang tahu, kalau tak tahu bilang tak tahu, itulah orang yang benar-benar tahu.

Tapi kayaknya sulit, ya? (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: