Anthea, Ahmed, dan Abadard Jadi Pengantar Okin Lazuardi Menggugah Empati Perjuangan Palestina dalam Novel Triangle of Destiny

Anthea, Ahmed, dan Abadard  Jadi Pengantar Okin Lazuardi Menggugah Empati Perjuangan Palestina dalam Novel Triangle of Destiny

Peluncuran perdana novel karya Okin Lazuardi berjudul Triangle of Destiny yang dilangsungkan di Masjid Al Wasathiyah Telkom Landmark Tower Surabaya, pada Kamis, 1 Mei 2024. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

"Tapi Anthea berhasil selamat karena ada campur tangan Ahmed yang mengenal baik kekasihnya Yabil yang merupakan sahabat kecil Ahmed sesama Al Hafidz," jelas pria kelahiran Surabaya 23 Januari 1996 itu.

BACA JUGA: Dibarengi Penulis Novelnya, Para Pemeran Film 172 Days Lancar Mankan Peran

Namun, mereka dan teman-teman seperjuangan Palestina mengalami tragedi besar saat melangsungkan pesta pernikahan. Sebuah rudal Spike NLOS diluncurkan zionis memorak-porandakan bangunan dan seisi gedung tempat pesta berlangsung.

"Jadi, cinta mana yang akan menang dalam takdir yang sangat tidak terduga itu. Apakah tetap menjadi tujuan dalam kisah ini atau tidak, itulah yang saya tawarkan dalam novel ini," tutur pensiunan PT Telkom Regional V Jatim Bali Nusra tersebut.

Ditegaskan lagi oleh Okin, banyak cara untuk mengungkapkan rasa keprihatinan terhadap nasib rakyat Palestina yang didera Israel tiada henti. Sekali lagi, novelnya ini adalah salah satunya yang ia bisa lakukan sebagai penulis dan susastra.

Berjudul Triangle of Destiny, novel yang ditulis Okin Lazuardi ini ditulis dengan latar belakang tragedi di Palestina yang masih berlangsung hingga saat ini. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

BACA JUGA: Wisata di Dusun Semilir Bagai Cerita Meursault dalam Novel The Outsiders Karya Albert Camus

Bahkan meskipun bukan seperti penulis novel kawakan lainnya, Okin merasa dengan bekal jiwa sastra yang ia punyai, ia mencoba memberanikan diri membuat karya yang siap dipasarkan ke kalangan pembaca sastra yang punya banyak pilihan.

Oki berharap Triangle of Destiny ini makin mengangkat keprihatinan masyarakay atas tragedi Palestina. “Saya ingin mengenang dan empati pada saudara-saudara kita yang masih tegar di Gaza. Mereka masih mengumandangkan azan yang menyayat hati di tengah perang,” katanya.

Yang istimewa, peluncuran perdana novel itu dilangsungkan di Masjid Al Wasathiyah Telkom Landmark Tower Surabaya. Ia memang sengaja memilih masjid agar novelnya bisa disaksikan para jamaah salat Asar di masjid tersebut.

BACA JUGA: 4 Novel Tema Sosial yang Asyik sebagai Teman Kala Senggang

Untuk para pembeli novelnya, Okin sudah menyiapkan gimmick. Beragam mulai gantungan kunci, pin akrilik bendera Palestina, totebag, pouch khas Palestina, dan beberapa gimmick menarik lainnya.

Sebagai karya perdana, Okin tak punya target penjualan yang muluk-muluk. Dia sudah sangat bersyukur novel bisa tuntas dan sampai ke tangan pembaca. "Kalau ada target pun, setelah ini saya ingin membuat novel religius yang lebih serius," ujarnya.

Setelah diterbitkan secara indie, Okin berharap novelnya akan dilirik penerbit mayor yang lebih besar sehingga novelnya akan lebih banyak bertemu pembacanya. "Alhamdulillah teman-teman mendukung. Ada yang bilang bagus buat film. Saya amini saja," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: