Peringati hari Lupus Sedunia, Kenali 9 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang

Peringati hari Lupus Sedunia, Kenali 9 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang

SELENA GOMEZ merupakan salah seorang selebriti yang berjuang melawan lupus sepanjang hidup.-Apple TV+-

HARIAN DISWAY – Hari Lupus Sedunia diperingati tanggal 10 Mei setiap tahunnya. Lupus atau penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan membedakan substansi asing (non-self) dengan sel jaringan tubuh sendiri (self).

Kondisi itu membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat. Padahal seharusnya sistem tersebut melindungi tubuh namun malah berbalik untuk menyerangnya. Lupus hanya satu dari berbagai jenis penyakit autoimun. Apa yang lain? Mari kita bahas.

Lupus
Penyakit Lupus awalnya dikenali sebagai penyakit kulit oleh para ilmuwan. Karena salah satu gejalanya adalah ruam atau bercak-bercak merah pada kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit autoimun karena dapat menyerang sistem kekebalan tubuh. Yang diserang, antara lain, adalah persendian, ginjal, otak, dan jantung. Gejalanya berupa nyeri sendi, kelalahan, dan ruam.

Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis adalah peradangan jangka panjang pada sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang tubuh. Penyakit ini tidak hanya menyerang sendi, namun juga menyerang mata, bahkan jantung. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen dan perubahan bentuk (deformitas) pada tubuh. Untuk mengatasinya, pengidap disarankan untuk mengonsumsi obat anti radang. Namun sampai sekarang belum diketahui bagaimana pengobatan yang tepat untuk penyakit ini. Rheumatid Arthritis juga merupakan penyakit jangka panjang. Sehingga dapat kambuh kembali setelah beberapa waktu menghilang.


ILUSTRASI pasien yang menderita rheumatoid arthritis.-john hopkins medical center-

Giant Cell Myocarditis
Penyakit autoimun ini disebut paling fatal, karena berhubungan dengan jantung. Giant Cell Myocarditis dapat menyebabkan gagal jantung yang berujung pada kematian. Penyakit ini terjadi akibat peradangan pada otot jantung. Gejala yang biasanya dialami oleh pengidap berupa pembengkakan di pergelangan kaki, nyeri dada, jantung berdebar, kelelahan, dan sesak napas. Penyakit ini hanya dapat diketahui jika pasien melakukan biopsi jantung. Setelah didiagnosis, dokter akan memberikan obat imunosupresif dan kortikosteroid. Obat-obatan ini akan membantu mencegah komplikasi, termasuk gagal jantung dan aritmia.

BACA JUGA: Mengenal Autoimun, Penyakit yang Menyerang Isyana Sarasvati

BACA JUGA: Jelang Lebaran, Isyana Sarasvati Malah Masuk Rumah Sakit


Multiple Sclerosis
Jenis penyakit autoimun yang ini adalah penyakit jangka panjang yang dapat mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf optik mata. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada penglihatan, kesimbangan, kontrol otot, dan fungsi dasar tubuh. Saat mengalami Multiple Sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabu saraf (mielin). Hal ini menyebabkan gangguan komunikasi dan jika dibiarkan secara terus-menerus akan berakibat pada kerusakan saraf. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan multiple sclerosis. Pengobatan yang ada sebatas untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan penyakit.

Diabetes Tipe 1
Kondisi autoimun pada tubuh seseorang juga dapat menyebabkan gangguan pada produksi insulin. Pada kondisi Diabetes Tipe 1, terjadi penumpukan kadar gula dalam tubuh lantaran produksi insulin terganggu, sehingga menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

Pengobatan pada Diabetes Tipe 1 bertujuan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal dan mencegah terjadinya komplikasi. Yang bisa dilakukan antara lain:
- Perubahan pola hidup
- Pemberian insulin
- Penggunaan obat-obatan
- Pemantauan kadar gula darah

BACA JUGA:Siaga! 1.645 Anak Indonesia Kena Diabetes, Jakarta dan Surabaya Paling Banyak

BACA JUGA:Nasi Goreng Hitam Ramah buat Penderita Diabetes

Penyakit Addison
Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang menyerang kelenjar adrenal yang terdapat pada ginjal. Akibatnya, kelenjar ini mengeluarkan banyak hormon yang menyebabkan kelamahan pada otot, kulit terlihat gelap, menurunnya denyut jantung atau tekanan darah, serta mudah lelah. Penyakit Addison dapat diatasi dengan terapi yang bertujuan untuk menggantikan hormon steroid yang berkurang dan tidak bisa diproduksi oleh tubuh. Selama pengobatan, pengidap akan disarankan untuk memeriksakan diri selama 6 bulan atau setahun sekali. Agar dokter dapat memantau kondisinya.

Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang berhubungan dengan kelenjar hormon tiroid, sehingga menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih. Kelenjar tiroid bertugas untuk mengatur beberapa fungsi tubuh, seperti sistem saraf, perkembangan otak, serta suhu tubuh. Jika tidak ditangani dengan tepat, berlebihnya hormon tiroid akan menyebabkan kelainan pada jantung, otot, dan siklus menstruasi. Penyakit Graves tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Di beberapa kondisi, penderita bahkan harus melakukan operasi untuk mencegah kebutaan.

Myasthenia Gravis
Penyakit autoimun ini mempengaruhi kerja saraf yang membantu otak dalam mengontrol otot. Myasthenia Gravis bisa dialami siapa saja, tetapi kondisi ini lebih banyak menyerang perempuan berusia 20-30 tahun dan pria berusia 50 tahun ke atas. Penyakit ini dapat diatasi dengan melakukan plasmaferesis, yakni prosedur pembuangan plasma darah dengan mesin khusus. Prosedur tersebut mirip dengan proses cuci darah.

Alopecia


JADA PINKETT-SMITH dikenal sebagai penderita Alopecia.-Getty Images via People-

Alopecia merupakan istilah medis untuk menyebut kerontokan rambut, hal ini disebabkan oleh stres. Pada penyakit sistem imun menyerang dan merusak akar rambut sehingga menyebebkan kerontokan dan kebotakan. Dokter menangani Alopecia dengan memberikan obat-obatan dan konseling kepada pasien. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber