Geliat Bangun Kota Reog: Tuntaskan Proyek Bandung Bondowoso (26)

Geliat Bangun Kota Reog: Tuntaskan Proyek Bandung Bondowoso (26)

Jalan beton di Kecamatan Sampung yang digarap 2022.-Boy Slamet/Harian Disway-


Jalan beton yang membelah hutan jati di Kecamatan Sampung.-Boy Slamet/Harian Disway-

Tahun itu Ponorogo mendapat kucuran dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah pusat sebesar Rp 155 miliar. Harus kerja cepat untuk pembangunan jalan sepanjang 150 kilometer di 55 lokasi itu.

Jamus punya waktu singkat. Deadline penyerahan fisik proyek jatuh pada 10 Desember 2022. Tantangan makin sulit lantaran harga aspal naik dan curah hujan tinggi. 

Kepada penulis Dinas Kominfo Ponorogo, Jamus sempat mengatakan bahwa pembangunan 155 kilometer jalan itu bukan kisah Bandung Bondowoso. Dalam semalam ia dapat membangun Candi Prambanan demi meminang Roro Jonggrang.

Namun, beban pembangunan itu memang begitu menumpuk dan terkesan mustahil. Kalau ditambah pembangunan jalan dengan anggaran APBD murni, total jalan yang dibangun mencapai 188 kilometer. Namun, proyek harus tuntas. Bukan demi satu orang seperti Roro Jonggrang. Perbaikan jalan ditunggu sejuta rakyat Ponorogo.

Proyek dikerjakan 24 jam nonstop. Tak ada libur untuk proyek. Kerja keras itu rupanya membuahkan hasil. Semua bisa bernapas lega setelah anggaran PEN bisa direalisasikan tepat waktu. 

Namun, masalah tak berhenti di sana. Jalan yang sudah mulus itu rusak lagi. Banyak truk yang memiliki muatan berlebih. Istilahnya odol: over dimension overload. Jalan yang dibangun di wilayah Sambit, Sawoo, Sampung, Ngebel, dan Jenangan rusak lagi. 


Jalan mulus Kecamatan sampung yang bisa dilewati dengan mudah oleh petani.-Boy Slamet/Harian Disway-

Banyak pertambangan di wilayah pegunungan Ponorogo. Jalan yang dibangun didesain menahan beban maksimal atau tonase sebesar 3 ton. Toleransinya 8 ton. ”Tapi, tonase truk yang lewat mencapai 20 ton. Bahkan lebih. Masalahnya, truk-truk itu juga datang dari wilayah lain seperti Wonogiri,” keluhnya.

Pelanggaran tonase itu membuat Kang Giri mengelus dada awal April lalu. Ia melihat langsung jalan Ngambakan–Sampung yang awalnya mulus jadi bergelombang. Proyek sepanjang 4 kilometer itu cuma bertahan empat bulan. Kang giri terlihat begitu marah dengan temuan tersebut.

Pemilik tambang diminta bertanggung jawab untuk memperbaiki lagi jalan itu. Namun, realisasinya nihil.

Apakah semua pengusaha di Ponorogo tidak bertanggung jawab? Enggak. Jamus mengatakan, kerusakan jalan juga pernah terjadi karena pengembang perumahan. Setelah ditegur, mereka mau membangun ulang jalan itu. ”Mereka perbaiki, pemkab bantu menyambungkan. Kalau bareng-bareng gitu kan semua enak,” jelasnya. (Salman Muhiddin)

Memperbaiki Jalan Poros Desa, baca besok!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: