Anak-Anak Putat Jaya Belajar Menjadi Arsitek Tata Kota, Ditemani Dosen dan Mahasiswa Petra

Anak-Anak Putat Jaya Belajar Menjadi Arsitek Tata Kota, Ditemani Dosen dan Mahasiswa Petra

Sejumlah mahasiswi Universitas Kristen Petra saat melakukan pembelajaran kreatif bersama anak-anak di Taman Bacaan Masyarakat Balai RW 12, Kelurahan Putat Jaya Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/5/2023).-Julian Romadhon-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Belajar mendesain lingkungan kampung kota dapat dimulai sejak dini. Contohnya dengan mengajak anak-anak menyusun miniatur kampung kota sederhana dengan alat dan bahan seadanya. Misalnya, memanfaatkan kertas buku gambar.

Bahan-bahan kertas yang sedikit kaku itu, kemudian dipotong-potong, menyesuaikan desain yang sudah ditentukan dan diwarnai. Lalu, disusun sedemikian rupa, hingga menghasilkan suasana kawasan yang apik, di atas kertas.

 

Itulah yang telah dilakukan puluhan mahasiswa Petra Christian University (PCU) dan para dosen mereka, di Taman Bacaan Masyarakat Balai RW 12, gang V, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya.

BACA JUGA:Foto Peraih Photo of The Year APFI 2023 Membawa Ingatan dan Pembelajaran Terkait Kanjuruhan

BACA JUGA: Bruno Penasaran Atmosfer Bonek di Stadion GBT

Sabtu pagi, 13 Mei 2023, mereka berkumpul untuk elakukan program pengabdian masyarakat, sejak Februari, lalu. "Kegiatan ini, kita rangkum dalam acara bertajuk Sosialisasi Program Belajar Kreatif," kata ketua tim PCU Gunawan Tanuwidjaja.

 

Separuh dari anak-anak Kelurahan Putat Jaya diajak membuat hingga merangkai bahan kerajinan tangan itu. Sebelumnya, mereka juga memberikan literasi pembelajaran dasar, tentang tiga bidang keilmuan. Yaitu, matematika, akuntansi, dan arsitektur.

 

Total, ada 70 peserta anak-anak. Yang dibagi menjadi dua jam pembelajaran. Untuk jam pertama diisi oleh kelompok jenjang pendidikan kelas satu hingga kelas tiga SD. Jam kedua, kelas empat ke atas.

BACA JUGA:Kemenag Buka Opsi Perpanjang Masa Pelunasan Ibadah Haji, Gara-Gara BSI Eror

BACA JUGA:Masa Pelunasan Ongkos Haji Ditutup, 96 Persen Jamaah Sudah Lunas

Menurut Gunawan, pembagian jam proses pembelajaran itu, menyesuaikan kapasitas ruang dan materi pelajaran peserta. Yang tetap dengan metode pembelajaran yang menyenangkan.

 

"Kita ajak mereka belajar dengan asyik. Agar mempermudah dalam mendorong kreativitasnya. Seperti, membuat celengan dari kertas. Ini, untuk memperkenalkan materi bidang akuntansi secara sederhana, yang juga sekaligus masuk bidang keilmuan matematika," kata Gunawan.

 

"Termasuk, membuat kerajinan tangan miniatur bangunan bersejarah, dan rumah sehat. Mengasah kemampuan daya kritis peserta, itu masuk materi arsitektur," lanjutnya.

 

Program pengabdian masyarakat itu, PCU bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Surabaya. Yang sudah tiga bulan mereka lakukan di Kelurahan Putat Jaya. Saat ini, sudah habis masanya. Dan hasil dari program itu, mereka serahkan ke Dispusip Surabaya.

 

"Program kali ini saya sangat terkesan, karena membuka mata, tentang bagaimana mengajarkan prinsip arsitektur tentang kota yang sehat, kepada anak. Itu, bukan hal mudah. Tapi, dengan metode pembelajaran yang menyenangkan, anak-anak jadi mudah mengerti, dan mengaplikasikannya," kata Kristoforus, mahasiswa jurusan Architecture, semester enam, PCU. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: