Kebangkitan Kesehatan dari Lirang

Kebangkitan Kesehatan dari Lirang

Ilustrasi dunia kesehatan di Lirang, Maluku Barat Daya.--

Kondisi itu dialami para dokter spesialis di Pulau Jawa. Kita belum berbicara kondisi para dokter di luar Pulau Jawa. Faktanya, jasa medis dokter spesialis baru dibayarkan di akhir bulan ke-3 dan itu bergantung dari jumlah pasien dan jenis tindakan yang dilakukan. Sulit membayangkan para dokter untuk fokus di satu RS saja jika kesejahteraan hidupnya masih kurang. 

Dengan begitu, banyak dokter yang memutuskan praktik di tiga tempat sesuai haknya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Perlu ada suatu kebijakan baru yang menjamin para dokter agar memiliki monoloyalitas dengan kesejahteraan yang lebih terjamin. 

Bapak Menkes Budi Gunadi Sadikin hadir dengan membawa ide yang luar biasa, yaitu transformasi di bidang kesehatan. Ada enam pilar transformasi di sana. Yakni, transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan. 

Tidak ada pihak yang membantah bahwa konsep itu adalah salah satu gagasan terbaik yang pernah ada di sistem kesehatan nasional di Indonesia. Di antara enam pilar transformasi tersebut, ada satu yang menjadi prioritas dan harus diutamakan agar semua sistem di atas bisa berjalan. Yaitu, transformasi pembiayaan kesehatan. 

Agar suatu sistem dapat berjalan, semua stakeholder di dalamnya harus tersenyum. Tidak hanya masyarakatnya yang tersenyum, tenaga kesehatan, RS, dan BPJS juga harus tersenyum. Jika ada satu yang masih menjerit dan ”tekor”, sulit diharapkan sistem itu dapat berjalan. 

Ada sebuah adagium yang menyatakan bahwa quality is price, price is quality. Artinya, setiap unsur kualitas selalu mengundang komponen biaya. Itu PR besar Indonesia yang belum pernah sungguh-sungguh digarap sejak dahulu. 

Semua upaya yang dilakukan menjadi berat bila pemerintah melihat kesehatan rakyat sebagai ”cost”. Sebaliknya, semua menjadi menarik bila kita melihat kesehatan rakyat sebagai sebuah investasi yang tidak ternilai. Semoga pemerintah dan para dokter bisa melihat dengan kacamata yang sama. (*)


*) dr Jagaddhito Probokusumo, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. --

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: