Obkesindo sebagai Partner Kritis dalam Perbaikan Kesehatan
GUBERNUR JAWA TIMUR Khofifah Indar parawansa memberikan sambutan dalam acara Deklarasi dan Pelantikan Obkesindo Jatim. -Humas Unair -
SELASA petang, tepatnya 6 Juni 2023, telah digelar Deklarasi dan Pelantikan Pengurus Korwil Obkesindo/IHO (Observasi Kesehatan Indonesia/Indonesian Health Observer) Provinsi Jawa Timur. Pelantikan pengurus IHO dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi, Jawa Timur.
Acara pelantikan dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sejumlah kepala dinas kesehatan, berbagai kepala OPD, dan undangan lainnya. Acara pelantikan dihadiri juga oleh Ketua Umum Obkesindo Abidinsyah Siregar.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur Khofifah menyatakan kegembiraan dan harapannya terhadap Obkesindo Jawa Timur. Menurut Khofifah, Obkesindo bukan sekadar lembaga yang diisi para thinker, melainkan juga diisi orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap penanganan isu kesehatan.
Banyak hal dan pelajaran berharga selama ini yang bisa menjadi tempat berkaca. Menangani isu kesehatan bukanlah hal yang mudah karena bertali-temali dengan banyak faktor.
Etika bisnis, misalnya, disebut Khofifah sebagai salah satu isu yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Persoalan kesehatan anak, antara lain, menurut Khofifah tidak hanya berkaitan dengan isu kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua. Tetapi, juga berkaitan dengan isu etika bisnis yang terkadang lebih mementingkan bagaimana menarik keuntungan daripada tanggung jawab untuk membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Isu Prioritas
Kalau coba diurai satu per satu, sesungguhnya ada banyak isu kesehatan di Provinsi Jawa Timur yang perlu ditangani. Meski demikian, untuk lima tahun ke depan, disepakati Obkesindo/IHO Provinsi Jawa Timur akan memfokuskan pada tiga isu penting.
Yaitu, persoalan pencegahan dan penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak, serta bagaimana mendorong dan menjamin perluasan layanan kesehatan yang berkualitas. Tiga isu itu dipilih karena dinilai persoalan tersebut membutuhkan penanganan yang sifatnya segera.
Seperti diketahui, stunting dan gizi buruk adalah salah satu jenis gangguan kesehatan yang menjadi keprihatinan pemerintah Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Timur. Bagi anak-anak, pemenuhan gizi yang belum tercukupi dengan baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat berpotensi menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya.
Salah satu gangguan kesehatan akibat kekurangan gizi kronis yang berdampak pada bayi atau anak adalah stunting atau tubuh pendek. WHO menyatakan, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Dampak buruk stunting tidak hanya menyebabkan anak tumbuh dengan tubuh pendek. Pada 2018, misalnya, 3 dari 10 balita di Indonesia dilaporkan menderita stunting atau memiliki tinggi badan lebih rendah daripada standar usianya. Kondisi itu jelas perlu diwaspadai.
Lebih dari sekadar bertubuh pendek yang mungkin menyebabkan anak berisiko menjadi korban perundungan, balita yang menderita stunting berpotensi mengalami penderitaan dan serangan penyakit lain yang lebih kompleks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: