Obkesindo sebagai Partner Kritis dalam Perbaikan Kesehatan

Obkesindo sebagai Partner Kritis  dalam Perbaikan Kesehatan

GUBERNUR JAWA TIMUR Khofifah Indar parawansa memberikan sambutan dalam acara Deklarasi dan Pelantikan Obkesindo Jatim. -Humas Unair -

Stunting bukan sekadar berarti gizi buruk yang ditandai dengan kondisi tubuh anak yang begitu kurus. Faktanya, yang sering terjadi, anak yang mengalami stunting tidak terlalu kentara secara fisik. Anak atau balita stunting pada umumnya terlihat normal dan sehat. Namun, jika ditelisik lebih jauh, ada aspek-aspek lain yang justru jadi persoalan. 

Yakni, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal. Sebagai contoh, kalau anak lain bisa tumbuh ke atas, anak dengan stunting justru tumbuh ke samping. Kondisi itu kemudian berisiko terhadap penyakit tidak menular di Indonesia seperti diabetes atau obesitas. 

 

Berbagai studi menemukan bahwa persoalan pemenuhan gizi pada anak tidak semata dipengaruhi faktor ekonomi, tetapi juga faktor kesadaran orang tua. Ada sejumlah kendala yang menghambat tumbuhnya kesadaran dan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu isu kesehatan yang perlu ditangani segera. Sebab, implikasi atau dampaknya bisa panjang.

 

Memperluas jangkauan layanan kesehatan dan memperbaiki kualitas layanan kesehatan adalah prasyarat yang dibutuhkan untuk memastikan jaminan kesehatan masyarakat. Selama ini, harus diakui bahwa layanan kesehatan masyarakat masih berjalan kurang adil, dan bahkan kurang berpihak kepada keluarga-keluarga miskin. 

Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan terisolasi masih sering sulit memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas.

 

Tanpa adanya program intervensi yang komprehensif dan kontekstual, tidaklah mungkin isu-isu kesehatan yang muncul akan dapat tertangani.

 

Partner Kritis

Sebagian besar pengurus Obkesindo/IHO Provinsi Jawa Timur yang dilantik di Grahadi diisi dosen dari berbagai PT dan praktisi yang memiliki kompetensi yang benar-benar bisa diandalkan. Meski demikian, kerja Obkesindo/IHO sebetulnya tidak masuk menjadi pelaksana teknis di lapangan. Obkesindo/IHO di sini hanya memerankan diri sebagai observer dan memberikan dukungan pemikiran yang strategis dan kontekstual.

Di berbagai daerah, Obkesindo/IHO dibentuk dengan tujuan agar dapat menjalin sinergi dengan pimpinan daerah, OPD, dan potensi kekuatan sosial di masyarakat yang memiliki peran strategis di bidang kesehatan. 

Seperti dikatakan Ketua Umum Obkesindo Abidinsyah Siregar, Obkesindo berperan sebagai partner kritis yang senantiasa akan memberikan masukan dan alternatif pemikiran yang berkaitan dengan upaya perbaikan kondisi kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan yang berkualitas serta berkeadilan.

Disadari bahwa hanya dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, kita dapat bergerak cepat dan turut berkontribusi membantu Pemprov Jawa Timur serta berbagai stakeholder terkait untuk memberikan insight yang konstruktif agar visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud. Sebab, bagaimanapun, kesehatan adalah pilar utama dalam ketahanan nasional sekaligus menjadi basis tercapainya tujuan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: