Melihat Makna Cinta yang Berbeda di Pameran Seni UYCC
Damar kurung karya Novan Effendy yang berkolaborasi dengan 100 siswa SMKN 12 Surabaya-Sahirol Laeli-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Unicorn Young Collectors Club (UYCC) kembali menggelar pameran. Acara bertajuk Picturesque Mixing Feeling Provoking Art Exhibition. itu digelar di markas yang berbeda.
Pameran digelar di Hotel Win Jalan Embong Tanjung Nomor 46 - 48, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya, 1 Juni - 6 Agustus 2023.
Di ujung senja. Tepat pukul 17.00 pameran di gelar. Saat menaiki tangga. Pengunjung diarahkan oleh panitia untuk menuju Lantai 2. Creative Director UYCC Chunifa Luthfi Aulia, memandu kami untuk berkeliling memutari lorong pameran.
Ruangan mungil itu disulap menjadi estetik dan instagramable. Menawan. Cocok sekali untuk muda-mudi yang hobi berfoto-foto.
Pengunjung juga disambut dengan segelas wine sebagai tanda pembuka. Sembari menikmati minuman, Chunifa menjelaskan singkat tentang pameran itu. "Jadi, pameran ini terdiri dari 5 chapter. Setiap ruangan memiliki warna dan pengartian yang berbeda-beda," Kata Chunifa sambil kembali mengarahkan kami ke ruangan pertama.
Pada titik pertama, ia menjelaskan konsep Picturesque yang menjadi tema pameran itu. "Tentang rasa cinta tapi tidak seperti gambaran cinta pada umumnya," ujar Chunifa saat ditemui Tim Harian Disway Kamis, 8 Juni 2023.
Kata Chunifa, makna cinta itu banyak. Tidak melulu soal pasangan. Rasa cinta juga bisa diungkapkan ke keluarga, diri sendiri, dan sesama makhluk hidup lainnya. "Di eksibisi ini kami ingin menunjukan bahwa cinta itu juga toxic, penuh nafsu, dan inilah persepsi cinta dari para seniman," jelasnya.
Pengunjung sedang memotret karya Sogik Prima Yoga dengan judul lukisan -Sahirol Layeli-
Setelah itu kami diarahkan ke chapter 1. Ruangan berwarna merah. Penuh estetika. Romantis. Galeri tersebut diberi nama Love or Lust. Sesuai dengan judulnya, lukisan disitu terlihat nakal. Tapi maknanya sangat dalam.
Seperti lukisan milik Sogik Prima Yoga, menggambarkan 3 orang perempuan yang sedang berdiri mengenakan pakaian minim. Karya itu diberi judul Tubuh Merdeka. Ogi juga membawa 2 karya terbaik berjudul Asmaraloka dan Dekapan Asmara. Ketiga lukisan itu dibuat untuk merepresentasikan cinta Ogi terhadap pasangannya.
Di ruangan romantis itu, juga terdapat karya milik seniman yang berasal dari Bali. I Nyoman Gede Darmawan. Bertemakan keindahan. Lukisannya berjudul Nikmati Bersama dan Menikmati Pagi sangat merepresentasikan cintanya terhadap alam. Seperti alam, Ia memandang cinta itu tidak ada habisnya.
Lanjut ke chapter 2. Gelap. Ruangan itu berwarna hitam. Seperti menggambarkan cinta yang semrawut dan pahit. dibuka dengan visual mapping dari Met Met Met yang berjudul Bitter Love. Mahasiswa Brawijaya itu, menggambarkan cinta yang kusut. Divisualisasikan dengan mulut terbungkam dan hati yang terkerangkeng.
Visual Mapping oleh Met Met Met-Sahirol Laeli-
"Kami sengaja mengkonsep ruangan ini berwarna hitam. Menggambarkan suatu hubungan percintaan yang toxic," tuturnyi sambil mengarahkan kami ke lukisan perempuan berbaju hijau dengan rambut putih.
Karya Rumondang itu menggambarkan seorang gadis yang sedang tidak percaya diri dan menyendiri. Seniman asal Jogyakarta itu, selalu mengambil perspektif cinta dari seorang perempuan yang terlilit toxic relationship.
Lanjut berjalan ke arah timur. Terlihat lebih hidup. Berwarna hijau. Segar. Ternyata konsep ruangan itu diberikan untuk para seniman yang lukisannya identik dengan keluarga. Seperti karya milik Sumie Ishashi. Perempuan asal Jepang itu, melukiskan Bapak dan anak yang sedang tertidur pulas dengan mengenakan pakaian dalam saja.
Terdapat juga karya Sogik Prima Yoga. Berjudul power mom. Dia menggambarkan seorang wanita paruh baya sedang menunggangi kuda putih. Dengan maksud yang ingin disampaikan adalah, seorang single mom yang selalu berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Style lukisan di ruangan segar itu cukup simple. Tidak banyak menggunakan warna. Namun, memiliki sarat makna.
Lanjut, kami kembali diajak keruangan yang suram. Saat pintu belum dibuka nampak biasa saja. Setelah dibuka, kami terkejut. Banyak dinding kaca dan lampu-lampu gantung berwarna kuning di sekitar kami. Terpukau. Ternyata itu adalah Damar Kurung. Kebudayaan asli gresik. Perupa Novan Effendy berkolaborasi dengan 100 siswa SMKN 12 Surabaya untuk menyulap ruangan mungil itu seperti cahaya kunang-kunang.
Pada chapter 4 ruang pameran kembali gelap. Tetapi kami heran. Kancing kemeja putih yang dikenakan oleh Chunifa terlihat menyala. Ternyata memang mengusung konsep seperti Glow in the dark. Bertajuk Love or Neighbor (Saling mengasihi sesama, Red) dengan 10 lukisan. Milik studio Hamka dan juga Bagus Ari Maruta.
Chapter terakhir diakhiri tentang cinta terhadap diri sendiri. Visual Mapping milik Arufa menambah kesan indah. Pengunjung dapat menggambar di layar untuk mengekspresikan bentuk cintanya.
Visual Mapping dan Interaction Room oleh Arafura-Sahirol Layeli-
Founder Unicorn Creative Space Alridge Tjiptarahardja berharap, dengan adanya ruang itu, anak muda di Jawa timur dapat lebih berekspresi dan menyukai karya seni. "Karena kita juga mengikuti perkembangan zaman. Tidak monoton. Kami akan terus memenuhi hasrat penikmat seni, khususnya anak muda," ujarnya.
Setelah menelusuri lorong yang panjang. Mengamati konsep cinta dari berbagai persepsi. Pada akhirnya kita diajak untuk belajar mencintai ketidaksempurnaan, dan belajar mencintai diri sendiri. Cinta itu rumit. "Because sometimes love is not that picturesque (Karena terkadang cinta tidak seindah itu, Red)".(Candraditya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: