Review The Little Mermaid Live Action: Keindahan Animasi yang Jadi Nyata

Review The Little Mermaid Live Action: Keindahan Animasi yang Jadi Nyata

-Instagram official @disneylittlemermaid-

Proyek live action film The Little Mermaid sudah menuai kontroversi sejak lama. Kritikan diluncurkan terkait pemeran Ariel-nya (Halle Bailey), yang berkulit hitam, penggambaran Flounder yang seperti ikan asin, dan sebagainya. Apa benar seburuk itu? Berikut ulasan dari wartawan magang dari Untag Surabaya, Maulidah.

Disney Princess identik dengan dunia fantasi tingkat tinggi. Terbayang kan, betapa serunya petualangan mereka. Terlebih lagi, Ariel, karakter dari The Little Mermaid, tinggal di laut. Suasana laut yang jernih, dengan ikan-ikan aneka warna dan tumbuhan aneka bentuk, mendominasi layar. Sungguh visual yang menawan.

Sudah nonton versi animasinya? Pasti kalian menaruh harapan lebih dengan versi live action yang tayang sejak 24 Mei 2023. Tenang saja, live action-nya juga sebagus itu kok! Rob Marshall, selaku sutradara, menggarap proyek The Little Mermaid dengan sangat matang.

Pertama, kita lupakan opini yang bermunculan terkait aktris yang memerankan Ariel, Halle Bailey. Dia dikritik karena berkulit hitam. Tak sesuai dengan penggambaran Ariel si putri duyung kecil berambut merah di versi animasi. Dalam film versi live action, menurut saya, dia memerankan karakter Ariel dengan sangat bagus.


HALLE BAILEY sebagai Ariel dalam live action The Little Mermaid.-Disney Studios-

Pendalaman karakter yang dilakukan Halle Bailey divisualisasikan dengan tepat. Dia benar-benar menjelma jadi Ariel versi animasi, yang saya tonton saat kecil. Dan yang paling memikat hati saya adalah suara dia. Dua jempol buat Halle. Empat kalau perlu. Suara dia… magical banget!

Warna suaranya yang bulat dan jernih, mengingatkan saya pada suara Jodie Benson. Pengisi suara Ariel di versi animasi yang diluncurkan pada 1989 itu.

Nah, untuk segi kemiripan Ariel dengan versi animasi, jelas tidak bisa dibilang mirip sepenuhnya. Makeup yang digunakan juga kurang menunjang. Entah apa yang ada dipikirkan tim artistik saat memoles wajah Halle Bailey. Sehingga banyak menimbulkan komentar negatif. Tak hanya riasan wajah, busana pun sama sekali tidak mencerminkan Ariel versi animasi.

Hal-hal itu mungkin bisa membuat para penggemar kecewa. Tapi untuk saya, tidak. Saya cukup menikmati Ariel versi Halle Bailey ini. Karena, menurut saya, penampilan dia lebih realisistis. Sedangkan pemeran Pangeran Erik, Jonah Hauer-King, hadir dengan skill akting yang tak kalah bagus.


JAVIER BARDEM mencuri perhatian sebagai Raja Triton yang dingin namun bijaksana.-Disney Studios-

Sementara itu, Javier Bardem, yang memerankan Raja Triton sang penguasa tujuh samudera, juga berakting dengan sangat bagus. Yang unik adalah suaranya. Berat, dan terkesan berwibawa. Tipikal seorang raja dan ayah yang dingin, tetapi tetap care dan penyayang.

Para saudari Ariel hadir dengan pesona yang cantik. Ingin rasanya bilang ke Disney, minta dibikinkan spin-off. Khusus untuk mengupas tuntas kakak-kakak Ariel yang berbeda-beda ras itu. Ya, mereka sangat unik. Setiap saudari Ariel memiliki visual yang sesuai dengan wilayah kekuasaan mereka. Artistik makeup para saudari Ariel benar-benar memuaskan saya sebagai penonton.

Villain dalam film ini, Ursula (dibawakan dengan gemilang oleh Melissa McCarthy,) menurut saya sangat bersinar. Pendalaman karakter dan riasan yang dikenakan komedian 52 tahun itu sangat pas. Rupanya, tim produksi benar-benar selektif saat memilih pemeran Ursula.


KOMEDIAN Mellisa McCarthy tampil luar biasa sebagai si penyihir Ursula dalam live action The Little Mermaid.-Disney Studios-

Karakter-karakter pendukung lainnya, seperti si kepiting Sebastian, si ikan Flounder, serta Scuttle si camar sok tahu, sangat menghibur. Mereka berhasil membuat bioskop riuh oleh tawa. Humor-humor khas Disney diletakkan di berbagai momen strategis. Sehingga sukses mengocok perut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: