Ekspor Bauksit Resmi Dihentikan

Ekspor Bauksit Resmi Dihentikan

Presiden Jokowi menyampaikan pelarangan ekspor bijih bauksit saat konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 30 Desember 2022.-Setpres -

JAKARTA, HARIAN DISWAY- Presiden Joko Widodo sudah tak mau ada lagi mineral mentah bauksit diekspor. Wajib dihilirisasi sebagaimana amanat UU Nomor 3 tahun 2023. Aturan tersebut resmi diberlakukan sejak Minggu, 11 Juni 2023. 

Keputusan itu diambil secara gagah. Sebab, Indonesia diperkirakan bakal meraup untung besar-besaran. Bisa mendapatkan manfaat bersih senilai Rp 22,2 triliun. Bahkan naik menjadi Rp 28,1 triliun dari nilai tambah bauksit yang diproses melalui smelter dalam negeri.

Tentu saja, risikonya akan berdampak pada sektor ekspor. Diperkirakan turun USD 494,6 juta dan penurunan penerimaan negara sebesar USD 49,6 juta. "Dampak lain kita kehilangan kesempatan kerja di pertambangan," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif di Komisi VII DPR RI, Kamis, 12 Juni 2023.

Namun, itu bisa ditambal dengan adanya hilirisasi. Bahkan berpotensi membuka lapangan kerja untuk 7.267 orang. Pada 2023, pengurangan ekspor bauksit mencapai 8,09 juta ton atau setara Rp 4,3 triliun. Meningkat lagi pada tahun berikutnya mencapai USD 494,6 juta.


grafis: Annisa--

Kini, Indonesia punya empat smelter yang sudah beroperasi. Tersebar di beberapa wilayah. Bakal ditambah tujuh smelter lagi tahun ini. Itu artinya pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dipastikan terdongkrak. "Targetnya tuntas tahun ini," ujar Arifin.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan bauksit Indonesia sekitar 4 persen dari total cadangan global. Yakni setara 1,2 miliar ton dari total cadangan global 30,3 miliar ton. Terkaya keenam di dunia.

Jokowi memang sudah mengumumkan larangan ekspor bijih bauksit sejak akhir 2022. Tentu dengan sejumlah pertimbangan. Yakni untuk meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi dalam negeri. Kedua, meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru. Ketiga, meningkatkan penerimaan devisa. Terakhir, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Indonesia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait