Mayat Mutilasi Dalam Tas Kresek Hijau
Ilustrasi mutilasi di Sidoarjo, Jatim.--
Dikutip dari IFLScience, 14 Maret 2022, berjudul When A Dead Body Is Found, How Do We Reveal Their Identity?, Prof Syndercombe menjelaskan berikut ini.
Mayat tak dikenal di Inggris dijuluki Jane Doe (perempuan) dan John Doe (lelaki). Di kita disebut Mr X dan Mrs X.
1) Sidik jari. disebut ridgeologi. Menganalisis pusaran pada tapak jari. Ini cara paling kuno. Dan, hampir semua negara di dunia punya catatan sidik jari warga. Di Indonesia pada surat izin mengemudi (SIM).
2) Cetakan gigi, disebut odontologi forensik. Gigi, bentuk identifikasi yang paling dapat diandalkan karena sangat tahan lama dan kebanyakan orang memiliki catatan gigi, kecuali Indonesia.
Syndercombe mengutip peristiwa kuno soal itu. Tahun 1775 di Pertempuran Bunker Hill. Lokasi di Charlestown, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Tentara bernama Joseph Warren gugur. Jenazahnya ditemukan setahun kemudian melalui cetak gigi.
Jadi, di Amerika Serikat rekaman cetak gigi warga sudah ada sejak 250 tahun silam.
3) Implan logam. Dikutip dari jurnal kedokteran, Science and the Law, 2013, ditemukan mayat wanita sudah rusak di suatu sungai di Jepang. Radiografi tubuh menunjukkan, dia punya intramedullary yang ditanamkan di tulang paha. Identitasnya terungkap.
Di setiap implan ada nomor seri, menunjukkan di pabrik mana implan itu dibikin. Dari pabrik tersebut bisa dilacak, rumah sakit mana pembeli implan nomor seri tersebut. Dari rumah sakit itulah diketahui data orang pemakai implan itu.
4) DNA. Syndercombe mengatakan, ”Tapi, Anda hanya bisa melakukan sesuatu dengan itu, jika DNA orang itu ada di database negara.”
Indonesia tidak punya data DNA warga negara. Tapi, bisa dilakukan pencocokan jika ada orang yang mengaku bahwa mayat itu adalah keluarga mereka. Barulah dilakukan uji komparasi DNA antara orang tersebut dan mayat.
Menurut Syndercombe, uji komparasi DNA paling akurat adalah antara ibu dan anak. Selain itu, tingkat akurasinya turun.
Dikutip dari BBC, Rabu, 3 Desember 2014, berjudul Analysis of King Richard III's DNA Reveals Scandal, diberitakan, penemuan tulang tengkorak Raja Richard III di bekas Gereja Greyfriars, tempat Richard dimakamkan setelah gugur dalam perang Bosworth pada 1485 atau 538 tahun silam.
DNA Richard diidentifikasi, cocok dengan ibunya. Tapi, tidak cocok dengan ayahnya, Raja Richard II.
Mayat tas kresek hijau tinggal menunggu pengakuan dari pihak keluarga. Kemudian, dilakukan uji DNA. Sebagai bekal polisi mengejar pembunuhnya. Sekaligus kepastian buat keluarga korban.
Suatu saat kita semua pasti mati. Umumnya orang menghendaki kematian anggota keluarga teridentifikasi. Sebagai suatu kepastian. Maka, tugas polisi mengungkap kasus itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: