Squid Game Bikin Netflix Makin Kaya Rp 13,5 T, Sutradara Tak Dapat Apa-Apa
Squid Game, jadi salah satu drama Korea terpopuler di Netflix-Instagram/ @popupdatesdaily-Instagram/ @popupdatesdaily
HARIAN DISWAY – Besar sekali efek popularitas Squid Game bagi Netflix. Laporan Los Angeles Times menyatakan, serial tentang permainan maut berhadiah puluhan juta dolar itu membuat nilai internal Netflik naik sebesar USD 900 juta. Atau setara dengan Rp 13,5 triliun.
Sayang, dari jumlah itu, sutradara Hwang Dong-hyuk sebagai pemilik cerita sama sekali tidak mendapatkan keuntungan sepeser pun. Ia telah menjual seluruh hak intelektual atas Squid Game. Dengan kata lain, Squid Game kini sepenuhnya jadi milik Netflix.
BACA JUGA: 6 Hal Seru Tentang Squid Game Menurut Sutradara Hwang Dong-hyuk
’’Squid Game membuatku bisa memenuhi kebutuhan hidup. Tapi aku jauh dari kata kaya,’’ kata Hwang Dong-hyuk dalam sebuah wawancara pada 2021, setelah Squid Game meledak gila-gilaan. ’’Netflix punya kontrol penuh atas pengembangan Squid Game,’’ lanjutnya.
Sebelum Squid Game viral, Hwang Dong-hyuk menghabiskan 10 tahun untuk menjual cerita itu ke berbagai stasiun TV. Namun, tidak ada yang mau. Ia waktu itu tinggal bersama ibunya. Pada suatu titik, ia harus menjual laptopnya seharga USD 675 (sekitar Rp 10 juta) hanya untuk menyambung hidup.
Maka, Hwang Dong-hyuk sangat bersemangat ketika cerita itu akhirnya dibeli oleh raksasa streaming, Netflix, pada 2019. Ia menyerahkan semua hak intelektual serial tersebut. Termasuk seluruh royaltinya. Alhasil, ketika Squid Game sukses besar, sang sutradara tidak mendapatkan apa-apa. Selain harga yang sudah dibayar di depan.
BACA JUGA: Bos BTS dan Sutradara Squid Game Masuk Daftar Bloomberg 50
BACA JUGA: Perjuangan di Balik Squid Game
Kisah Hwang Dong-hyuk adalah gambaran bagaimana Netflix mengeruk keuntungan dari konten-konten Korea yang ada di platformnya. Serial maupun film Korea itu meledak dan meningkatkan kekayaan Netflix. Sementara kreatornya dibayar sangat kecil.
Simak wawancara LA Times dengan seorang penulis Korea yang karyanya dibeli Netflix. ’’Awalnya, aku sangat bersemangat membayangkan bahwa karyaku bakal ditonton pemirsa di seluruh dunia,’’ ungkapnya. ’’Tapi sekarang aku berpikir, ’Lalu buat apa? Aku enggak akan mendapatkan apa-apa dari situ’,’’ imbuh penulis tersebut.
Menurut laporan LA Times itu, studio biasanya mendiskusikan masalah royalti lewat Asosiasi Penulis TV dan Radio Korea. Masalahnya, Netflix tidak menjalin kerja sama dengan asosiasi tersebut. Mereka menggunakan sistem beli putus untuk konten Korea.
Ketika Netflix membeli naskah, penulis langsung menerima bayaran di depan. Rentangnya antara USD 30 ribu sampai USD 150 ribu. Atau sekitar Rp 450 juta sampai Rp 2,2 miliar. Pembuatan serial atau film bisa makan waktu dua sampai tiga tahun. Tapi selama itu, penulis tidak menerima apa-apa lagi.
BACA JUGA: Ironis, Kakek di Squid Game Tak Punya Manajer
Netflix dengan cepat menanggapi statemen dari LA Times. ’’Kami membayar uang yang cukup tinggi dan adil buat para kreator konten Korea kami,’’ begitu pernyataan juru bicara Netflix.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: la times