Kirab Leluhur Nusantara di Gresik setelah Nata Jagat Bersihkan Lingkungan Pura
Penyerahan benda-benda suci untuk diikutsertakan dalam Kirab Leluhur Nusantara di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan, Gresik.-Julian Romadhon-
GRESIK, HARIAN DISWAY – Umat Hindu berkumpul di Pendapa Pura Penataran Luhur Medang Kamulan, Mondoluku, GRESIK. Bersama-sama, mereka menggelar upacara Nata Jagat pada Jumat, 30 Juni 2023.
Upacara digelar hikmat di pelataran Mandala Suci dengan harum dupa dan aneka sesaji. Tidak hanya dari Gresik, mereka berasal dari beberapa kota seperti Kediri, Jakarta, Tulungagung, Bali, Surabaya. Beberapa di antaranya adalah Suku Tengger.
Upacara tahunan itu digelar dalam bentuk kirab taksu (energi leluhur Nusantara) yang diwadahi dalam pratima atau arca. “Sehari sebelumnya, 29 Juni, kami melakukan melasti dan meminta izin leluhur. Juga memohon restu pada taksu Eyang Gajah Mada yang hadir,” ungkap Romo Sepuh Satya Buana Medang Kamulan, pemuka agama di pura tersebut.
Upacara kirab itu berupaya membersihkan energi negatif dari lingkungan sekitar pura. Serta sebagai wujud pengejawantahan restu leluhur.
Umat Hindu dari Jawa umumnya mengenakan blangkon, beskap dan jarit. Terutama umat dari Kediri memakai blangkon bermotif Bangun Tulak dan jarik motif Wahyu Tumurun.
“Kami dari Pura Sastra Dwi Jendra, Kecamatan Kayen Kidul, Kediri. Acara ini sebagai sarana silaturahmi antara kami para pemeluk Hindu di Bali dan Jawa,” ujar Tri Wahyudi, salah satu peserta kirab.
Pada pukul 8 pagi, umat berkumpul di Mandala Suci, ruang utama di bagian barat kompleks Pura Penataran Luhur Medang Kamulan.
Di Mandala Suci ini, terdapat arca Dewa-Dewi serta sosok Batara-Batari pelindung tanah Jawa. Seperti Ibu Ratu Kidul dan Hyang Ismaya. Serta tentu bangunan suci paling besar: Siva Raditya.
Di ruang itu, Romo Satya Buana menyerahkan berbagai patung suci perwujudan Gajah Mada, Kebo Iwa, Dewi Andongsari sebagai ibunda Gajah Mada, para Dewa-Dewi dan lain-lain.
Ada juga dua payung suci berwarna hijau serta satu payung bermotif poleng Bali juga sebagai simbol penyatuan Jawa-Bali.
Setelah melakukan puja bakti di depan ruang suci Siva Raditya, para peserta Kirab Leluhur Nusantara berbaris, menghadap gapura candi bentar sebagai pintu masuk Mandala Utama.
Mereka mulai bergerak melakukan kirab. Barisan paling depan diisi tiga orang. Candra Hermawan berada di tengah dengan beskap dan blangkon Jawa. Di kanan-kirinya diapit oleh perempuan berbusana upacara Hindu Bali. Cermin keakraban dan kebersatuan dua kebudayaan.(Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: