Tip Cerdas Bermedsos ala Influencer Dakwah Kadam Sidik
Influencer Dakwah Kamal Sidik dalam forum jamaah Subuh Genzi di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya-MAS for Harian Disway-
"Kita sekarang hidup di zaman orang yang sok bicara pada topik yang dia sendiri nggak tahu. Ada dokter membahas fiqih/agama, sebaliknya ada pakar agama bahas soal kedokteran, contohnya pemuka agama yang bicara corona sangat detail. Keduanya nggak masuk akal," katanya.
2. Verifikasi (Itsbat)
Yang kedua adalah "yutsbit/itsbat" atau verifikasi. Dengan arus informasi yang membanjir saat ini, maka perlu untuk memverifikasi kebenaran setiap informasi.
“Semua informasi bisa datang dari manapun tanpa kita tahu benar atau salah, karena itu referensi juga perlu verifikasi, jangan asal dengar, lalu share," katanya.
3. Tahu Kondisi (Arif Lil Waqiq)
Kiat ketiga adalah "Arif li waqiq" atau tahu kondisi sekitar. "Kapan perlu bicara atau ngomong juga penting, jangan ada orang keguguran, lalu kita bilang Rasulullah menganjurkan banyak anak. Atau, ada korban tsunami yang sedang susah, lalu kita bilang kalian banyak dosa, kalian pendosa," katanya.
Selain tiga kiat untuk aman dalam menyikapi lingkungan dengan pengaruh besar itu, Kadam juga menyarankan untuk memilih teman atau informasi yang baik.
“Apalagi, medsos sekarang juga banyak informasi sesat. Kalau kita tidak punya ilmu ya cari guru di lingkungan kita yang benar-benar ahli," katanya.
BACA JUGA:Menag dan Menhaj Arab Saudi Bertemu Bahas Keluhan Layanan Armina
BACA JUGA:Jamaah Haji Bersiap Lakukan Tawaf Ifadhah
Dalam kesempatan yang sama, Imam Besar MAS Ust. Ahmad Muzakky Al Hafidz menyampaikan perlu membedakan informasi dengan ilmu. “Kalau informasi bisa dicari dimana saja, tapi kalau ilmu perlu guru atau silsilah guru yang terpercaya,” katanya.
Hal tersebut diperlukan karena guru itu bukan hanya pemberi ilmu tapi juga pembimbing dan penanggung jawab keilmuan hingga akhirat.
Dalam majelis ilmu itu juga ada sesuatu yang bernama barokah. “Seperti info dari mas Kadam Sidik bahwa majelis atau riil live itu punya daya serap hingga 70 persen, sedangkan informasi medsos hanya maksimal diserap 30 persen," katanya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: