People Pleaser: Terlalu Memedulikan Orang Lain, Sampai Lupa Diri Sendiri

People Pleaser: Terlalu Memedulikan Orang Lain, Sampai Lupa Diri Sendiri

Ilustrasi gerak tubuh seorang people pleaser yang kesulitan menolak permintaan orang lain-UGM-ugm.ac.id

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Vanessa sedang kesal. Dia diundang datang ke acara ulang tahun seorang teman. Dia sebenarnya tidak menyukai teman itu. Tapi dia terpaksa datang karena tidak enak menolak undangan. 

Vanessa adalah contoh seseorang people pleaser. Orang dengan karakter ini sangat memedulikan pendapat orang lain. Sehingga dia melupakan dirinya sendiri demi membuat orang lain senang dan bahagia. 

People pleaser adalah istilah bagi orang yang suka memprioritaskan orang lain daripada dirinya sendiri. Seringkali mereka kesulitan menolak permintaan orang lain. Alasannya, mereka ingin menyenangkan orang lain.

''People Pleaser ini basically membantu dengan motif untuk menyenangkan orang lain meski itu merugikan dirinya sendiri. Itu perbedaanya dengan orang yang benar-benar mau membantu, bisa memetakan kapasitasnya sampai mana bisa membantu atau tidak,” papar Smita Dinakaramani, psikolog Universitas Gadjah Mada.

Apakah Anda termasuk people pleaser? Untuk menentukannya, ada sejumlah ciri orang dikatakan people pleaser.

BACA JUGA: Trust Issue dan Dampaknya ke Kondisi Psikologis

Pertama, seorang people pleaser kesulitan dan merasa tidak enak untuk mengatakan kata “tidak” jika dimintai tolong oleh orang lain. Kedua, Anda selalu menyetujui melakukan keinginan orang lain. Padahal Anda tidak ingin melakukannya.

Ketiga, ada rasa ketakutan berlebih tentang pendapat orang lain. Jika Anda menolak permintaan orang lain, orang itu akan berpikir buruk tentang Anda. Anda hanya ingin semua orang menyukai Anda.

Terakhir, adanya keinginan terlihat sempurna di depan orang lain. Apabila Anda melakukan kesalahan, Anda selalu meminta maaf karena ada rasa bersalah dan takut orang lain terus menyalahkan Anda.

Intinya, kata Smita Dinakaramani, bahwa seorang people pleaser akan menaruh kebutuhan diri sendiri pada urutan paling akhir. ''Perasaan, kebutuhan, serta opini diri tidak lebih penting dari orang lain,'' ucap Smita.

Dampaknya, seorang people pleaser akan mudah sekali merasa frustasi, kelelahan fisik dan mental, tujuan diri sendiri tidak ada, dan Anda bisa saja tidak mengenal diri Anda sendiri.

Cara Berhenti Jadi People Pleaser

Smita membagikan sejumlah cara untuk mengurangi kebiasaan menjadi people pleaser.

Pertama, mulailah mengubah pola pikir Anda. Mengutamakan diri sendiri bukan berarti menjadi seorang yang egois. Kedua, tidak semua keinginan orang dapat Anda lakukan. Karena hal itu hanya membuat fisik Anda lelah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ugm.ac.id