FGD dan Rapat Pimpinan Universitas Airlangga (2-Habis): Membangun Reputasi PT di Tingkat Global

FGD dan Rapat Pimpinan Universitas Airlangga (2-Habis): Membangun Reputasi PT di Tingkat Global

Ilustrasi reputasi perguruan tinggi di tingkat global. -Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Kalau berdasar THE Impact Rankings, Unair menduduki ranking 101-200 dunia dan ranking ke-2 di tingkat nasional. Prestasi yang diraih Unair, di satu sisi, memang membanggakan. Namun, di sisi lain, prestasi tersebut tentu menjadi beban tersendiri. Dalam lima tahun terakhir, ranking universitas di tingkat global terus membaik. 

Jika tahun 2019 QS WUR masih menempatkan Unair pada ranking 651-700, pada tahun 2021 Unair tercatat menduduki posisi 521-530 dan di tahun 2022 naik ke posisi 465 dunia. Dengan usaha yang keras dan konsisten, tahun 2023 Unair melesat naik ke peringkat ke-369 universitas dunia dan bahkan yang terakhir Uanir dilaporkan naik ke peringkat ke-345 dunia.

Yang menjadi kunci utama Unair mendongkrak kenaikan ranking di tingkat global adalah kolaborasi dan jejaring penelitian. Di jajaran lima besar PT di Indonesia, seperti UGM, UI, ITB, dan IPB, Universitas Airlangga memiliki strategi khusus untuk menjaga reputasi dan memastikan peningkatan kualitas pembelajaran. 

Strategi yang dikembangkan Unair dalam meningkatkan kualitasnya adalah melalui apa yang disebut Prof Nasih sebagai SMART university. Strategi pertama adalah sustainable education for all. Kedua, meaningful research and community services. Ketiga, advancing innovation, enterprising, and industry linkages. Keempat, responsive and learn management. Kelima, topping up resources utilization.

Keberhasilan Unair menembus ranking ke-345 tentu tidak lepas dari usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan sejumlah indikator penilaian. Pada indikator employer reputation atau reputasi lulusan di dunia kerja, Unair berada pada peringkat ke-95 dunia dengan kenaikan 30 poin dari tahun sebelumnya. Indikator itu menjadi penting bagi institusi perguruan tinggi karena menjadi tolok ukur kualitas dan seberapa jauh relevansi pendidikan yang dilaksanakan terbukti di lapangan.

 

Instan

Meski merupakan salah satu PT tertua di Indonesia, Universitas Airlangga sebetulnya bisa saja tidak bingung soal pemeringkatan karena toh calon-calon mahasiswa pasti telah mengetahui reputasi Unair. Cuma, masalahnya, demi kepentingan mahasiswa dan dalam rangka membangun reputasi demi masa depan lulusan, Unair telah memutuskan untuk siap sedia terlibat dalam pemeringkatan global. 

Itu semua dilakukan demi kepentingan lulusan dan reputasi bangsa.  Bagi Universitas Airlangga sendiri, proses pemeringkatan dibutuhkan dan dianggap penting untuk dilakukan karena beberapa hal di bawah ini.

Pertama, karena sistem pemeringkatan menjadi cara Unair mengevaluasi seberapa jauh tata kelola manajemen perguruan tinggi telah berjalan dengan baik. Untuk mengetahui seberapa jauh sistem akademik telah berjalan, bagaimana kualitas lulusan yang dihasilkan, apakah ilmu yang dipelajari dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas, dan lain sebagainya. Kinerja sebuah PT memang harus dievaluasi untuk memperoleh masukan kritis demi perbaikan kualitas ke depan.

Kedua, pemeringkatan disadari adalah cara manajemen kampus untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikannya. Dengan melihat pemeringkatan yang dikeluarkan berbagai lembaga yang kredibel, Unair akan dapat membandingkan kualitas perguruan tinggi yang satu dengan yang lain. 

Pengalaman PT yang baik tentu layak dicontoh dan dikembangkan. Dengan bersedia belajar dari PT lain, langsung atau tidak langsung itu akan memacu manajemen perguruan tinggi untuk senantiasa berkembang dan memperbaiki kualitas layanan pendidikannya.

Ketiga, dengan terlibat dalam sistem pemeringkatan global, PT akan dapat menakar seberapa jauh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Seperti diketahui, indikator pembangunan ekonomi, selain economic growth, adalah indeks pembangunan manusia (IPM) yang terdiri atas kualitas hidup, kesehatan, dan pendidikan. 

Keempat, untuk tempat berkaca atau belajar dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Lembaga-lembaga akreditasi dan lembaga yang mengeluarkan hasil pemeringkatan global diharapkan benar-benar objektif. Dengan melihat kelebihan dan kekurangan setiap PT, komparasi antar perguruan tinggi dapat dilihat secara lebih jelas dan terbuka, sesuai dengan indikator-indikator yang digunakan.

Semua PT di tanah air niscaya telah menyadari bahwa mengejar pemeringkatan global dan memastikan proses pembelajaran berlangsung dengan serius dan menyenangkan tidak mungkin dijalankan secara instan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: