Driver Ojol Sewa Rp 50 RIbu Per Hari, Setahun Sudah Seharga Sepeda Motor Listrik Baru
Fatimah Iriyanto (kanan) dan rekannya sesama driver Grab pemakai motor listrik Viar Q1. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Seorang driver ojol perempuan sedang melintasi area Bungurasih, Sidoarjo. Kendaraannya meluncur dengan tidak mengeluarkan suara. Larinya pelan. Namun dia yakin penumpang tengah menunggu dirinya.
Namanya Fatimah Iriyanti. Dia driver Grab. Perempuan berusia 41 tahun tersebut sudah genap satu tahun menggunakan motor listrik. Dia juga mengungkapkan sudah menjadi mitra Grab selama empat tahun.
Sebelumnya Fatimah menggunakan kendaraan BBM. Namun kini dia merasa nyaman menggunakan motor listrik. Perempuan asal Bulak Banteng, Surabaya itu menggunakan Viar Q1 dari Grab. Dia juga mengutarakan ada benefitnya memakai motor listrik.
“Saya beralih dari motor BBM ke motor listrik itu karena faktor kondisi, ramah lingkungan, dan tarikannya lebih halus,” katanya kepada Harian Disway, Rabu, 2 Juli 2023.
Driver Grab Fatimah Iriyanti melayani penumpang di Jalan A. Yani, Surabaya. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Fatimah mengungkapkan bahwa pendapatan yang diterima ketika menggunakan motor listrik hampir sama dengan saat memakai motor BBM. Dia merasa terbantu karena biaya sewanya terjangkau, yakni sudah termasuk dengan perawatan yang dia pakai.
“Saya ini kan pakai Viar, kalau sudah nggak enak sedikit, kampas remnya nggak enak, atau perlu perawatan khusus, saya bawa aja ke bengkel Viar, karena ada servis gratisnya. Soal perawatan, yang bikin beda motor listrik sama motor BBM itu, motor listrik nggak boleh kena air berlebih,” katanya.
Grafis sewa motor listrik buat driver ojol-Annisa Salsabila-Harian Disway-
Untuk biaya sewa, Fatimah mengeluarkan kocek Rp 50 ribu per hari. Tidak ada untuk bulanan maupun tahunan. Fatimah rutin membayar sekitar pukul 10 malam. Biaya tersebut otomatis dipotong dari dompet kredit aplikasi Grab.
Tidak ada kontrak spesifik mengenai sewa motor listrik di Grab. Fatimah mengatakan kontraknya berupa syarat dalam tiga hari harus memenuhi tunggakan harian. Ada dispensasi jeda waktu tiga hari untuk pelunasan bila driver belum bisa membayar. Benefit untuknya adalah dia bisa membawa 24 jam motor tersebut.
Pendapatan kotor sehari-hari Fatimah berkisar di Rp 192 ribu - Rp 250 ribu sehari. Untuk swap (penggantian dari baterai habis ke penuh) mengeluarkan Rp 15 ribu. Sedangkan Fatimah lebih nyaman membeli token PLN Rp 50 ribu per minggu untuk charging mandiri. Baterai dari kosong ke penuh menempuh waktu enam jam.
Jam - jam produktif Fatimah berada di sekitar pukul delapan malam hingga sepuluh malam. Yakni setelah menjemput anaknya dari sekolah hingga ngetem dari resto ke resto ternama. Fatimah mengungkapkan saat memakai motor BBM, kecepatan tidak bisa diatur. Cenderung kencang. Sedangkan menggunakan motor listrik, dia bisa mengatur secara manual.
Kalau sehari biaya sewanya Rp 50 ribu, berarti sebulan ia membayar Rp 1,5 juta. Dalam setahun, yang dibayarkan Fatimah Rp 18 juta. Dengan uang itu seharusnya Fatimah sudah bisa memiliki motor tersebut. Banyak motor listrik yang harganya bahkan di bawah Rp 15 juta. Bahkan ada yang tak sampai Rp 10 juta setelah subsidi.
Ada motor listrik mereka lain yang menawarkan cicilan Rp 20 ribu per hari sampai lunas. Setelah lunas, motor bisa dimiliki driver. Tapi rupanya Grab dan Gojek belum mau. Ironisnya, hanya motor listrik sewa yang boleh beroperasi. Misalnya driver punya motor listrik sendiri, tidak bisa didaftarkan ke Grab maupun Gojek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: