Kegalauan Siti Susui Anak Sendiri
Ilustrasi bayi tertukar di Bogor. -ilustrasi-Yusuf Ridho
Kamis, 21 Juli 2022, Siti dibolehkan pulang dari RS. Kebimbangan Siti muncul lagi. Sebab, bayi tersebut tidak lagi mau ASI. Maunya susu botol (susu bubuk). Sebelum pulang, Siti komplain lagi ke perawat. Dan, perawat tetap meyakinkan bahwa itu bayi Siti.
Siti menyampaikan kebimbangan tersebut ke suami. Sang suami agak bingung menanggapi.
”Suami saya bilang: Udahlah mah… jangan dibahas lagi. Mana mungkin rumah sakit salah? Pasti ini anak kita,” ujar Tabrani seperti ditirukan Siti.
Pulanglah mereka. Membawa bayi berkulit agak gelap itu.
Jumat siang, 22 Juli 2022. Dua petugas dari RS Sentosa mendatangi rumah Siti. Tujuannya, minta label bayi (biasa dikaitkan di kaki bayi) yang terbawa. Siti mencari label itu, tidak ketemu. Dia ingat, saat membawa pulang bayi, ada label di kaki. Lalu dicopot. Kini dicari tidak ketemu.
Siti: ”Petugasnya bilang, itu sangat penting buat rumah sakit karena katanya akan ada kunjungan dari perusahaan Johnson. Maka, harus ketemu.”
Dicari Siti lebih keras lagi. Tetap tidak ketemu. Terpaksa, petugas pulang tangan kosong. Kecewa. Sebelum pulang, petugas minta Siti terus mencari label itu.
Sabtu, 23 Juli 2022, label ketemu. Di situlah Siti kaget luar biasa. Bagai tersambit petir.
Pada label tertera tulisan: ”Ny Dian”.
Segera, Siti diantar suami menuju RS Sentosa. Mengembalikan label itu sekaligus komplain keras bahwa bayi itu pasti tertukar. Tiba di sana, mereka diterima manajemen RS.
Komplain mereka ditanggapi. Pihak manajemen memanggil perawat yang mengurusi persalinan sampai perawatan bayi Siti. Ada tiga perawat. Semuanya meyakinkan bahwa bayi tidak tertukar. ”Yang tertukar cuma label,” ujar perawat.
Terjadi perdebatan. Pihak RS bersikukuh, tidak terjadi bayi tertukar. Percayalah. Rumah sakit itu sudah lama berdiri. Sudah berpengalaman menangani persalinan. Tidak mungkin tertukar.
Apa mau dikata? Siti dan Tabrani harus percaya. Siti dan suami pulang.
Lama-lama bayi Siti mau juga disusui. Bayi diberi nama keren, Muhammad Rangkuti Galuh. Dirawat dengan kasih sayang. Walau, Siti terus diliputi kebimbangan. Antara bimbang dan terpaksa percaya.
Kebimbangan Siti membuat keluarga terganggu. Akhirnya Siti dan suami memutuskan minta tes DNA ke pihak RS Sentosa. Mereka harus yakin bahwa itu anak mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: