Proyek ZAMP Mandek, PDAM Surya Sembada Gandeng ITS Jual Air Kemasan
Mahasiswa ITS menunjukkan botol air minum kemasan produksi PDAM Surya Sembada dan ITS.-Akhyar-Harian Disway-
Pabrik air mineral itu hasil kerja sama antara PDAM Surya Sembada dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Keduanya berbagi peran. Investasi dan proses produksi sepenuhnya tanggung jawab ITS.
“Kami hanya bagian menyiapkan lahan dan distribusi,” ujar Direktur Utama PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono saat ditemui di kantornya Jalan Prof Dr Moestopo, kemarin. PDAM Surya Sembada memang sejak lama ingin mendirikan pabrik AMDK. Tetapi, belum ketemu cara produksinya.
Sementara ITS sudah lama punya merek AMDK di bawah naungan PT ITS Tekno Sains. Meskipun, mereka tidak punya pabrik sendiri. Selama ini hanya menumpang salah satu pabrik di Probolinggo.
Maka PDAM Surya Sembada menawarkan kerja sama. Disambut baik oleh ITS. Dan akhirnya mereka punya AMDK dengan merek baru. Bahan baku airnya tentu tidak diambil dari air sungai Kota Surabaya. Melainkan dari sumber mata air di Pasuruan: Umbulan.
Tentu saja, kerja sama ini mendapat apresiasi dari Eri Cahyadi. Namun, sekaligus menegaskan bahwa proyek percobaan Zona Air Minum Prima (ZAMP) milik PDAM Surya Sembada mandek. Tidak diperluas lagi.
PDAM Surya Sembada mengembangkan proyek tersebut sejak 2018 silam. Air bisa langsung diminum tanpa dimasak. Bahkan, sudah berlaku untuk 500 pelanggan di Ngagel Tirto.
“Tetapi, sudah nggak ideal untuk saat ini. Kita mesti realistis juga,” ujar Wisnu. Proyek ZAMP itu memang bagus. Namun, terpaksa dihentikan lantaran pasti butuh biaya yang fantastis. Wisnu menaksir bisa mencapai triliunan rupiah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (dua dari kiri) menjajal air minum kemasan produksi PDAM Surya Sembada dan ITS.-Akhyar-Harian Disway-
Rasio perbandingannya juga tidak proporsional. Rata-rata tiap rumah hanya butuh 29 kubik air siap minum dalam sebulan. Tidak sebanyak kebutuhan air bersih untuk mandi, cuci, dan sanitasi.
Bila anggaran dialokasikan untuk proyek ZAMP, tentu peningkatan kualitas air bersih akan terbengkalai. Apalagi PDAM Surya Sembada tengah punya PR besar. Yakni mengganti 6 ribu pipa lama dengan yang baru.
“Selain terbatas modal, proyek ZAMP pasti butuh waktu yang lama. Jadi kami lakukan prioritas sesuai kontrak kerja saja,” tandasnya. Yakni menyediakan air bersih selama 24 jam untuk warga. Memperbaiki seluruh saluran air yang macet.
Kemarin, pengerjaan pipa PDAM Surya Sembada sudah berlangsung di Jalan Diponegoro. Aspal jalan sudah dikeruk. Alat berat juga terlihat. Kendaraan yang melintas dari Pasar Kembang menuju Diponegoro terpaksa berdesakan.
Setelah itu, menyusul pipa di halaman Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) MERR. Yang akan dipindahkan ke jalan. Lalu masih ada lagi pipa di perkampungan yang butuh direhabilitasi.
“Target total 119 kilometer pipa yang akan kami kerjakan tahun ini. Semuanya akan kami rampungkan Oktober nanti,” tandas Wisnu. Tentu demi penyediaan air bersih bagi warga. Inilah, kata Wisnu, yang lebih penting dikerjakan ketimbang penyediaan air siap minum.
Sementara itu, Direktur PT ITS Sains Tekno I Ketut Gunarta menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung pengembangan teknologi maupun bisnis AMDK di Kota Surabaya. Proyek HERO ini cukup menjadi buktinya. “Kami telah berhasil mengembangkan pabrik ini dengan teknologi Digital Water Metering,” katanya.
Pendistribusian HERO diperkirakan mulai November 2023. Saat ini tinggal menunggu izin. Baik dari BPOM, MUI, maupun pemenuhan SNI. Yang jelas, kata Ketut, HERO pasti mampu bersaing dengan AMDK merek lainnya. Dikerjakan dengan teknologi yang bagus dan airnya juga sangat berkualitas.
Kapasitas produksi ditarget mencapai 80 ribu liter setiap hari. Akan dikemas dalam botol 330 ml hingga 600 ml. “Ini sudah diedarkan di lingkungan internal ITS dulu. Nanti kami harap bisa meluas lagi,” katanya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: