Magnet Pegawai Negeri Sipil

Magnet Pegawai Negeri Sipil

Ilustrasi Magnet Pegawai Negeri Sipil. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Beberapa instansi pemerintah juga menerapkan kebijakan lembur. Misalnya, lembur 3 jam per hari pada hari kerja dan 6 jam di luar hari kerja. Itu juga  memungkinkan PNS memperoleh tambahan pendapatan. Yang besarnya bisa melebihi gajinya. 

Tidak semua pemerintah daerah bisa memberikan TPP yang cukup. Di beberapa kabupaten keadaannya cukup memprihatinkan.

Ada kabupaten di Jatim, misalnya, yang tak lagi memberikan TPP. Alasannya, kemampuan APBD-nya sangat terbatas.

Dengan gaji saja, belanja rutinnya sudah mencapai lebih dari 60 persen APBD. Anggaran pembangunan akan sangat kecil jika dipaksakan memberikan TPP yang menyedot APBD sangat signifikan. 

Meski sangat menarik, gaji dan tunjangan TPP itu tidak menarik bagi sebagian pendaftar. Itu terlihat dari mundurnya sekitar 2.000 CPNS yang diterima pada 2022.

Alasannya, pekerjaannya jauh di luar ekspektasi. Begitu juga gajinya. Apalagi, saat masih jadi CPNS, mereka akan menerima 80 persen dari gaji pokok. Padahal, gaji pokok dengan nol tahun pengalaman kerja hanya Rp 2.579.400. 

Gaji pokok tersebut memang sangat kecil. Bandingkan dengan upah minimum Kota Surabaya, misalnya, yang besarannya tahun 2023 Rp 4.525.179.

Apalagi bagi sarjana yang semestinya bisa langsung ke level supervisor di tempat kerja dengan gaji di atas UMK. 

BACA JUGA:Merdeka dari Kemiskinan

BACA JUGA:Subsidi Elpiji

Apa pun, jadi PNS atau ASN masih menarik bagi banyak pencari kerja. Selain kepastian masa depan, menjanjikan karier, pekerjaan yang terhormat, sedikit pressure, jutaan pencari kerja kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS), per Februari 2023, jumlah penganggur mencapai 7,99 juta orang. Belum lagi yang setengah penganggur 9,59 juta.

Bahkan, yang sudah bekerja pun, ternyata masih ada 36,88 juta yang hanya bekerja paruh waktu. Yaitu, bekerja kurang dari 35 jam seminggu. 

Karena itulah, pemerintah harus mendorong pembukaan lapangan kerja baru. Kalau perlu, memberikan insentif yang menarik bagi industri yang menggunakan tenaga kerja manusia.

Sebab, di sisi lain, banyak pekerjaan manusia yang bisa digantikan mesin dan teknologi automasi. Yang lebih presisi, efektif, dan efisien. Lebih murah dan mudah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: