Paspampres dalam Kasus Penculikan: Empat Kejanggalan Penculikan Imam

Paspampres dalam Kasus Penculikan: Empat Kejanggalan Penculikan Imam

Ilustrasi kejanggalan penculikan Imam Masykur-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Penyidik sudah menyebutkan bahwa otak penculikan itu adalah tersangka Praka Riswandi Manik. Mungkin, sebagai pemimpin penculikan dan pembunuhan, ia dapat imbalan uang lebih banyak. Namun, hitungan rata-rata pendapatan mereka segitu.

Sedangkan, Riswandi dan dua tersangka lain adalah anggota militer aktif saat melakukan penculikan. Artinya, mereka mempertaruhkan reputasi karier militer saat melakukan kejahatan dengan hasil uang segitu.

Itu tidak sinkron dengan teori kriminologi yang diilhami ekonomi Adam Smith bernama Rational Choice Theory (RCT).

Raymond Boudon dalam bukunya yang berjudul Beyond Rational Choice Theory (2003) menyatakan, semua penjahat sebelum melakukan kejahatan akan menimbang untung dan rugi. Itu berlaku buat penjahat bodoh sampai yang cerdas.

Jelasnya, RCT mendalilkan bahwa seseorang akan melakukan analisis biaya-manfaat untuk menentukan apakah suatu tindak kejahatan adalah pilihan tepat bagi mereka. Itu dikalkulasi sebelum mereka melakukan kejahatan. Jika dihitung-hitung keuntungan lebih besar daripada risiko, kejahatan bakal dilakukan. Jika tidak menguntungkan, tidak dilakukan.

Tapi, betapa pun penculikan-pembunuhan Imam kini masih disidik Pomdam Jaya dan Polda Metro Jaya untuk tersangka sipil (sopir mobil penculik). Kita tunggu hasil penyidikan mereka, untuk diteruskan ke pengadilan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: