Kaleles Kerapan Sapi Madura, Jika Dilangkahi Bakal Bawa Apes?

Kaleles Kerapan Sapi Madura, Jika Dilangkahi Bakal Bawa Apes?

Kaleles alias alat yang ditumpangi joki pacu pada kerapan sapi..-IG @thejamart-

BANGKALAN, HARIAN DISWAY- Siapa sangka budaya yang menjadi tradisi olahraga masyarakat Madura ini memiliki hal yang masih dipercaya dan diterapkan hingga sekarang. Salah satunya yang biasa dilakukan sebelum kerapan sapi dimulai. Utamanya bagaimana memperlakukan kaleles alias alat yang ditumpangi joki pacu.
 
Menurut Ruston, salah seorang anggota Tim Tembak Sakti asal Kecamatan Tanah Merah Bangkalan yang mengikuti Kerapan Sapi Piala Panglima TNI Cup 2023 hari kedua, 3 September 2023, kerapan sapi itu punya ritual yang harus diperhatikan. ”Misalnya sebelum lomba enggak boleh dilangkahin kalelesnya. Bisa apes katanya kalau orang Madura,” ungkapnya.
 
Sebuah keberuntungan. Dari 56 peserta yang mendaftar, ada beberapa tim pada hari kedua yang bertanding sendiri. Artinya lawan mereka dari tim lain yang sudah mendaftar, memang tidak hadir. Tapi mereka tetap berpacu dan pasti lolos untuk merebutkan kategori juara atas.
 
Tampak dua orang dari rombongan tim menggotong kaleles yang telah dicat dengan warna cerah di atas pundak mereka. Dibawa dari stan yang sudah disediakan oleh panitia menuju garis start. Memastikan tidak ada satu pun yang melangkahi kaleles mereka.

Peserta kerapan sapi yang siap berlaga memasuki arena. -Sahirol Layeli-

 

Panas menyengat pada hari kedua masih sama seperti hari pertama. Itu alasan kenapa cukup ramai penjual topi di sekitar Stadion Kerapan Sapi R.P Moh Noer. Yang berbeda hanya jumlah penontonnya. Lebih ramai pada hari pertama.

 

BACA JUGA: Syukuran Lewat Kerapan Sapi

 

Pemandu acara memanggil nomor urut peserta yang akan berlomba. Terlihat beberapa orang dari tim memutar dua ekor sapi yang akan ditunggangi oleh tukang tongko (joki pemacu sapi). 

 

Putaran itu merupakan trik yang dilakukan semua tim pada sapi mereka sebelum memasuki arena. Bisa saja pada saat dipacu, sapi tidak lurus dalam lajunya. “Muternya itu trik supaya sapinya enggak lari ke tengah,” jelas Ruston.

 

Tokoh utama dalam pertandingan tetap sapinya. Mereka inilah yang mendapat perawatan yang berbeda dari sapi pada umumnya. Misalnya sapi kerapan yang harus dimandikan dua kali pada pagi dan sore. 

 

Golongan sapi kecil berusia 6 bulan baru bisa dilombakan. Perawatannya cukup menguras biaya juragan. Setiap hari harus diberi jamu dan 11 butir telur. Tapi demikianlah yang dilakukan agar sapi kerapan siap berpacu. (Wafiqul Azizah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: