Sleep Call: Pertaruhan Fajar Nugros dari Komedi ke Thriller

Sleep Call: Pertaruhan Fajar Nugros dari Komedi ke Thriller

Fajar Nugros dalam talkshow tentang film "Sleep Call", bicara tentang proses film terbarunya itu.-Muchamad Ma'ruf Zaky-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Himpunan Mahasiswa Komunikasi Untag (HIMAKOTA) menggelar talkshow Sleep Call, film terbaru besutan sutradara Fajar Nugros.

Acara bertajuk "Bercerita dalam Sinema #5" itu berlangsung di selasar gedung Teknik lantai 1, Untag Surabaya.

Dalam acara itu, Fajar hadir bersama tiga aktornya: Juan Bio One, Niken Anjani dan Della Dartyan.

Talkshow itu pun mengungkap banyak hal. Salah satu yang menarik, dalam film Sleep Call, Fajar mengangkat genre thriller.

BACA JUGA:Film Sleep Call Sukses Bikin Salah Sangka!

BACA JUGA:Sukses Perankan Robert McCall di The Equalizer 3, Ini Rekomendasi Film Terbaik Denzel Washington yang Penuh Aksi!

Sebab, film-film terdahulu Fajar bergenre komedi. Salah satunya adalah Yowis Ben, yang diperankan Joshua Suherman dan kawan-kawan.

Saat diwawancarai usai talkshow tersebut, Fajar menyebut bahwa sebenarnya film Sleep Call adalah paduan dari dua genre.

"Lebih tepatnya campuran antara genre suspense dan thriller. Jadi suspense thriller," kata Fajar.

Baginya, suspense thriller tetap memberi daya teror pada penonton. Di sisi lain, film itu tetap mengedepankan cerita. Sehingga penonton akan selalu penasaran pada kelanjutannya, meski mencekam dan tak dapat ditebak alurnya.

"Tetap meneror, menakutkan, tapi enggak ada hantunya. Dengan kata lain, genre ini menarik, karena bisa memberi pengalaman baru terkait sensasi menonton film thriller," ujar sutradara 44 tahun itu.

Ia pun banyak bertanya dengan para sutradara film horor. Salah satunya adalah Rocky Soraya.

Rocky memberi kiat pada Fajar sebelum ia membesut Sleep Call. "Kata Rocky, jika ingin membuat film menakutkan, pertama kali sutradara harus bisa mengatasi ketakutannya sendiri," ungkapnya.

BACA JUGA:Cara Terbaik Orang Tua Memulai Percakapan dengan Remaja Melalui Film Barbie

Fajar pun mempraktikkan saran Rocky. Yakni menonton film horor malam hari, sendirian dan mematikan lampu. Benar-benar nonton film horor dalam keadaan sunyi dan gelap.

Dari situ ia bisa merasakan nuansa mencekam dan teror yang dihasilkan. Itu menunjang proses pembuatan film Sleep Call.

"Selain itu, saya juga banyak membaca buku, mencari tahu bagaimana seharusnya film horor dan thriller itu. Kemudian berdiskusi dengan para aktor dan melakukan evaluasi terus-terusan," ungkapnya.

Tentu Sleep Call sangat menarik untuk ditonton. Selain mengungkap fenomena kekinian, film itu adalah pertaruhan bagi Fajar. Sebab, selama ini ia dikenal sebagai pembesut film komedi.

Apakah suspense thriller-nya mampu meraih popularitas yang sama dengan film-film sebelumnya? Kita lihat saja. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: