Andang Bachtiar dan Penyelaras Getarkan Surabaya dalam "Kataklastik Budaya Jawa Timur: Pertemuan Tiga Lempeng Dunia"

Andang Bachtiar dan Penyelaras Getarkan Surabaya dalam

Andang Bachtiar, pakar geologi sekaligus musisi, konser di Taman Budaya Jawa Timur. Konsernya bertajuk "Kataklastik".-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Kelompok musik Andang Bachtiar dan Penyelaras tampil di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, pada 16 September 2023.

Andang memberi tajuk konsernya: Kataklastik Budaya Jawa Timur: Pertemuan Tiga Lempeng Dunia.

Andang Bachtiar dan Penyelaras memang tenar dengan inovasi di bidang musikal dengan lirik bertema geologi.

BACA JUGA: Profil dan Pesona Anggota TWICE, Idol Group K-Pop Pertama yang Konser di JIS Desember Nanti

BACA JUGA: Ilmu Komunikasi Untag Surabaya Turut Kenalkan Musik Saronen via Media Sosial

“Selama ini, paling jauh kita menyentuh sisi antropologi-arkeologi untuk mendapatkan simpul-simpul kearifan purba yang mendasari keindahan dan kemanfaatan seni budaya,” ujarnya.

Andang jarang menemukan pendalaman ke arah ilmu geologi. “Misalnya, bebatuan apa saja yang mendasari atau mengalasi daerah-daerah yang secara sosial-budaya sedang kita huni,” terang pakar geologi kelahiran Malang, 7 Oktober 1961 itu.

Menurutnya, jika bisa menguraikan sejarah geologi tektonik lempeng bumi Jawa Timur dan mencoba menghubungkannya dengan fenomena-fenomena seni budaya,  akan banyak hal-hal baru yang bisa dipahami. Pun bermanfaat untuk proses kreatif.

Pertunjukan itu dibagi menjadi 3 segmen. Yaitu, segmen 1: Eurasia, segmen 2: India-Australia dan segmen 3: Pasifika. Masing-masing terdapat berbagai lagu yang dibawakan serta materi tentang pengetahuan geologi dari para pakar.

Dalam segmen 1, Andang Bachtiar dan Penyelaras memberi penjelasan lewat video tentang lempeng Eurasia. Posisinya membentang dari Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Maluku dan lain-lain.

Lagu pertama yang dibawakan adalah Belajar dari Batu. Nuansa etnik tersaji. Lagu itu rancak dan liriknya yang khas dengan istilah-istilah geologi.

BACA JUGA: Pentas Seni Drama Musikal Ken Dedes Siap Dipentaskan Lagi di Ciputra Artpreneur Jakarta, Catat Tanggalnya!

BACA JUGA: Chua dan Tantri Kotak Paparkan Pentingnya Dunia Digital dalam Industri Musik

Sudahkah kau belajar tentang diam dalam batu. Menyimpan cerita yang berguru/Sudahkah kau belajar tentang sabar dari air. Tak henti mengalir. Mengikis riya, mengendapkan nafsu.

Lantas mereka mendendangkan lagu Vulkanologi Rindu dan Gempa Bumi dan Tsunami.

Setelah itu tampil Dr Amin Widodo, geologis senior. Ia menyampaikan orasi berjudul Bencana tidak Ujug-Ujug. Inti dari orasi itu adalah bahwa manusia harus dapat beradaptasi dengan alam.

"Karena semua komponen bumi saling bergantung. Kejadian alam sudah ada sebelum manusia ada," ujarnya. Maka, manusia harus terus belajar dan beradaptasi mengikuti dinamika alam.

Melalui pementasan Kataklastik tersebut, Andang Bachtiar dan Penyelaras menghadirkan pengalaman pertunjukan yang unik. Kolaborasi antara unsur-unsur musik modern-etnik, pidato kebudayaan, audiovisual dan performing art.

“Kami berharap pemrntasan ini menjadi semacam pembuka wawasan baru bagi generasi muda Jawa Timur. Baik pelajar, mahasiswa, seniman muda, aktivis lingkungan hidup serta para pegiat budaya lainnya,” pungkas Andang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: