In Memoriam Lies AR Dara Puspita (3): Balikan sampai Akhir Hayatnya

In Memoriam Lies AR Dara Puspita (3): Balikan sampai Akhir Hayatnya

Empat dara legenda dari Surabaya. Inilah formasi emas Dara Puspita. Dari kiri: mendiang Lies AR (gitar), Titiek AR (gitar), Titik Hamzah (vokal dan bass), dan Susy Nander (drum). -Susy Nander-

Dalam sejarah Dara Puspita, Lies AR tercatat sebagai personel asli. Bergabung sejak 1960. Sempat sih mengundurkan diri. Posisinya digantikan Titik Hamzah. Tapi dia balik. Menjadi formasi emas Dara Puspita hingga bubar.

Hari itu, Senin, 18 September 2023. Hari telah malam. Para pelayat yang menyambangi rumah keluarga keluarga besar Lies AR dan Titiek AR di Puri Permata Indah, Tambakagung, Mojokerto, banyak yang beranjak pulang. 

Tinggal para kerabat. Tentu saja masih ada dua personel Dara Puspita, Titiek AR dan Susy Nander. 
Susy Nander dan Titiek AR saat diwawancarai Harian Disway di rumah duka Lies AR. -Sahirol Layeli-

Malam itu mereka mengadakan jamuan makan. Di tengah santap bersama, Arief Wahyudi (Didik), adik Lies yang juga adik Titiek, memanggil Susy. "Mbak Susy, lihat, Mbak Lies meninggal dalam keadaan tersenyum," ujarnya.

Ia menunjukkan smartphone berisi rekaman video yang menunjukkan wajah mendiang Lies. Susy mengusap smartphone milik Didik dengan jarinya. "Damai, tenang di surga yo Lies," kata Susy.

BACA JUGA: In Memoriam Lies AR, Personel Dara Puspita (1): Ditunggu Alphen Aan Den Rijn

Sama dengan Lies AR, dua personel Dara Puspita tersebut merupakan personel asli. Sejak 1960, Titiek, Lies, dan Susy telah membentuk band itu bersama Ani Kusuma. Jadi jika menyebut tentang siapa pendiri Dara Puspita, jawabannya adalah Titiek.

Awalnya, Dara Puspita masih bernama Irama Puspita. Bukan band. Melainkan semacam vokal grup dengan personel 14 orang. Grup itu berada di bawah bimbingan Mus Mulyadi.
Saat Lies AR kembali masuk menjadi personel Dara Puspita, posisinya berubah. Jika semula dia bermain bass menjadi rythm. -Susy Nander-

Karena satu per satu personelnya mengundurkan diri, Titiek berinisiatif untuk membuat Irama Puspita dalam format band. "Waktu itu kami masih berusia belasan tahun. Bisa alat musik karena belajar dari bapak. Bapak saya, Adji Rahman, adalah pemusik keroncong," ujar Titiek.

Untuk mewujudkan band yang semua personelnya perempuan, dia menggandeng Lies, adiknya, serta Ani. Nama kelompok itu berubah. Dari Irama Puspita menjadi Dara Puspita.

Maka format Dara Puspita pertama adalah: Titiek (vokal, gitar), Lies (vokal, bass), Susy (drum) serta Ani (vokal, gitar). 

Dalam satu kesempatan, mereka beroleh kesempatan manggung bersama Koes Plus di Surabaya. "Kami diundang Koes Bersaudara di sebuah hotel. Lalu mereka berpesan: ‘kalau kalian ingin terkenal, sebaiknya pergi ke Jakarta’," ujar gitaris 78 tahun itu.

Saran itu dituruti. "Ada cerita, untuk ke ibu kota, saya ini nggandol sepur lo. Jadi penumpang ilegal," sahut Susy, lantas tertawa. 

Dulu, rumah Susy memang terletak di sekitar kawasan Makam Umum Tembok di Gede di Jalan Tembok Dukuh X, Surabaya. Di situ terdapat jalur kereta api. 

Suasana di rumah duka Lies AR yang saat itu sudah didatangi keluarga yang tengah menunggu jenazah dari rumah sakit. -Sahirol Layeli-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: