Mengenal Awal Mula Melon Cup 3.0, Pertandingan Klub Bola Tenis Wanita yang Viral di Surabaya

Mengenal Awal Mula Melon Cup 3.0, Pertandingan Klub Bola Tenis Wanita yang Viral di Surabaya

AWAL mula berdirinya Melon Cup, komunitas pencinta olahraga bola tenis wanita. -Moch. Sahirol Layeli/Dok.Disway-Disway

HARIAN DISWAY - Perhelatan Melon Cup 3.0 sebagai turnamen pertandingan olahraga bola tenis tengah viral di Surabaya.

Acara itu berhasil menarik perhatian publik, khususnya para wanita di Kota Surabaya. Sebab, tujuan utamanya ialah mendukung gerakan "Women Empowerment".

Dalam acara opening ceremony yang dihelat di Dian Istana Surabaya kali ini, Wulan Anggraini selaku panitia umum pertandingan Melon Cup 3.0 mengungkapkan bahwa awalnya Melon Cup dulunya berasal dari komunitas kecil bernama TongFat yang berisi sekitar 10 sampai 12 orang wanita pencinta olahraga tenis.

“Jadi, Melon Cup itu dulunya berasal dari komunitas kecil. Jadi, kita punya tim yang namanya itu tim TongFat yang isinya tuh sekitar 10-12 orang yang menyukai tenis” ujar Wulan.

Saat pertama komunitas itu dibentuk, jelas Wulan, para anggota pada awalnya ingin menantang diri sendiri. Dengan inisiasi dari Melisa Tan atau yang biasa disebut "Mama Melon" selaku inisiator kegiatan itu mengadakan perlombaan tenis untuk memperebutkan buah Melon Shizuoka dari Jepang.

“Nah, waktu itu tuh kita berlomba, tapi lombanya memperebutkan buah melon. Melon Shizuoka yang dari Jepang itu tadi. Jadi, yang memang kita utamakan itu bukan kompetitifnya, melainkan spiritnya. Karena kalau berkompetisi itu rasanya kan memang kayak deg-degan. Kemudian, kayak aduh aku takut gitu kan, tapi itu yang memang kita mau angkat,” jelas Wulan.

Dalam kesempatan itu, Wulan menjelaskan lebih lanjut bahwa mulai banyak teman dari komunitas pencinta olahraga tenis, lalu komunitas TongFat sendiri, dan komunitas-komunitas kecil yang begitu antusias untuk mengikuti perlombaan ini, meskipun hadiahnya hanya berupa sebuah melon.

Dengan adanya ketertarikan yang besar itu, akhirnya membuat para panitia mencanangkan event perlombaan yang saat ini dikenal dengan Melon Cup.

"Meskipun hadiahnya cuma melon. Waktu itu di bulan April 2022 itu hanya 12 orang yang ikut, jadi 6 couple aja, kemudian di bulan November di tahun 2022, karena temen-teman nih ternyata dari komunitas A, komunitas TongFat kita, lalu teman-temen dari komunitas kecil-kecil itu tadi malah kepingin ikut."

"Jadi, akhirnya kita buatlah Melon Cup 2. kita atur sedemikian rupa tetap apa namanya hadiahnya bukan melon, tapi kita berikan melon sebagai simbol bahwa semua yang ikut Melon Cup ini kita sebut meloners itu sudah menang dari awal karena mereka sudah berani ikut berkompetisi,” jelas Wulan.

Bagi Wulan, kompetisi turnamen olahraga tenis ini masih berskala kecil atau internal. Tapi, menurutnya, hal itu berdampak sangat besar terhadap para peserta. Tentunya, outcome ini juga sekaligus berbanding lurus dengan apa yang menjadi goals atau tujuan dari didirikannya turnamen Melon Cup, yakni keberanian untuk melawan ketakutan.

“Meskipun kompetisi yang cuma skalanya itu kecil kan, maksudnya skala internal ini aja, tapi dengan mereka ikut itu berhasil mengalahkan ketakutan diri sendiri, dan itu yang dirasakan sama temen-teman yang terjun di Melon Cup 3 ini,” tutur Wulan.

Wulan mengungkapkan, jika ia mendapatkan begitu banyak ekspresi dari para peserta pemula yang bertanding memberanikan diri untuk bertanding di turnamen kali ini.

“Para beginner yang gak pernah terjun di kompetisi itu komennya sama semua mati aku kebelet, sakit perut, kudu nangis, nerima bola kaki ini rasanya ceket ga bisa lari sepertinya 10 persen aja bolanya aja gampang banget aku ga bisa nerima. Jadi, mereka beneran ngerasain tensinya. Makanya, esensinya melon itu kan itu sendiri, karena kalian sudah mendapatkan buah melon yang menjadi simbol, kalian sudah melawan ketakutan diri sendiri,” tutur Wulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: