Kelurahan Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri: Jadi Pahlawan Saat Pandemi Covid-19
Keakraban tiga pilar Desa Dukuh, Ngadiluweih, Kabupaten Kediri, (kiri-kanan) Bhabinkamtibmas Ifan Afandi, Lurah Moch Junaidi Setiawan, dan Babinsa Sertu Rahmat Yulianto.-Julian Romadhon-
Tiga pilar di Kelurahan Dukuh, Ngadiluwih, Kediri, begitu kompak. Mereka dekat, humoris, dan benar-benar tanpa jarak. Tak sekadar akrab. Inovasi-inovasi yang mereka buat sangat dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Terutama selama pandemi Covid-19.
TAHUN 2020 hingga pertengahan 2021 merupakan periode paling kelam bagi negeri ini. Semua serba dibatasi, serba dilarang, dan banyak kematian. Ya, itu adalah masa-masa pandemi Covid-19. Warga hidup dalam ketakutan. Termasuk di lingkungan Kelurahan Dukuh, Kediri.
Tapi tiga pilar di desa tersebut justru terjun langsung dan bekerja keras untuk warga. Mereka adalah Lurah Moch. Junaidi Setiawan, Sertu Rahmat Yulianto sebagai Babinsa, dan Bripka Ifan Afandi sebagai Bhabinkamtibmas. Kerja keras mereka bahkan membuahkan prestasi sebagai Satuan Tugas Terbaik Percepatan Covid-19 pada 2021.
Kala itu, Kelurahan Dukuh membentuk Satgas Covid Desa. Ketika pandemi, mereka bertugas memberi kebutuhan pokok untuk warga yang terkena Covid, hingga memakamkan.
(kiri-kanan) Babinsa Sertu Rahmat Yulianto, Lurah Moch Junaidi Setiawan, dan Babinsa Sertu Rahmat Yulianto berpose di antara dua kendaraan yang digunakan tiga pilar..-Julian Romadhon-
’’Lurah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas berkali-kali terlibat proses pemakaman jenazah saat pandemi,’’ ungkap Agus Hariyanto, ketua BPD Desa Dukuh. ’’Mereka mengedukasi warga dan membentuk psikis mereka agar tidak takut dengan mantan pengidap Covid-19 yang telah sembuh,’’ lanjutnya.
Agus dan keluarganya pernah terjangkit Covid-19. Mereka diisolasi. Dampaknya, masyarakat enggan mendekat. Juga enggan salat di musala dekat rumah Agus. Namun tiga pilar dan perangkat kelurahan itu memberi penyuluhan kepada warga sekitar untuk tak takut salat, asal menjaga jarak. Pun, agar tak mengucilkan mereka yang terpapar.
’’Tiga bulan setelah awal pandemi, kami mengadakan program Pagara Dhesi. Melakukan istighosah keliling masjid. Memberi edukasi terhadap pandemi,’’ papar Junaidi. ’’Sampai sekarang program itu terus berjalan, untuk menangkal radikalisme,’’ imbuhnya.
Untuk operasional tiga pilar, di Balai Kelurahan Dukuh, tersedia mobil tiga pilar yang digagas oleh Junaidi sejak 2017. ’’Mobil ini untuk keperluan kami, tiga pilar dalam melayani masyarakat. Kami kerap turun ke bawah, melakukan peninjauan,’’ ujar Babinsa Sertu Rahmat Yulianto.
Sertu Rahmat juga menginisiasi berdirinya sports training center yang disebut Sorga atau Sarana Olahraga. Lokasinya di Lapangan Mandala Jaya Sakti, samping gedung kelurahan. Di situ terdapat plakat besar bertuliskan ’’Sahabat Babinsa Asyik’’.
Sarana itu dapat digunakan secara gratis, bahkan ada pelatihan gratis pula. Selain masyarakat umum, Sertu Rahmat serta Bripka Ifan Afandi melatih para pelajar yang ingin masuk TNI/Polri atau sekolah kedinasan. Misalnya saja, para paskibraka dari SMAN 1 Ngadiluwih yang berolahraga demi persiapan fisik.
’’Saya ingin masuk Polri. Maka setiap hari berlatih fisik didampingi Pak Ifan dan Pak Rahmat. Mereka ngajarnya sabar tapi tegas,’’ ujar Evelyn Athaya, siswi SMAN 1 Ngadiluwih. Sertu Rahmat saat itu mengajarkan mereka teknik pull up, serta beragam teknik atletik lainnya.
Sedangkan Bripka Ifan menginisiasi pemberantasan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Ia berkeliling ke berbagai sudut desa, turut merawat hewan ternak. Ia juga bekerja sama dengan dokter hewan dari Dinas Peternakan dan menelurkan inovasi surat sehat untuk ternak.
’’Surat sehat itu dapat diberlakukan saat Hari Raya Kurban. Warga yang ingin berkurban kambing atau sapi, bisa memperlihatkan surat sehat itu. Sebagai tanda bahwa ternaknya sehat dan tidak terinfeksi penyakit PMK,’’ ujar Bhabinkamtibmas berusia 36 tahun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: