Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun: Menjaga Replika Kabah, London Bridge, dan Menara Eiffel

Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun: Menjaga Replika Kabah, London Bridge, dan Menara Eiffel

Juri Probo Darono Yakti (tengah) mendengarkan penjelasan Bhabinkamtibmas Aiptu Suryadi tentang budidaya jamur.-Julian Romadhon-

Kota Madiun semakin mempesona dengan gedung-gedung ikonik mancanegara di pusat kota. Kawasan wisata itu terletak di Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo. Kemajuan yang diraihnya tidak lepas dari sinergi tiga pilar utama: lurah, babinsa, dan bhabinkamtibmas.

KETIKA  tim juri mengunjungi Kantor Kelurahan Pangongangan, Madiun, mereka disambut oleh perempuan-perempuan berpakaian adat Jawa. Mereka menyambut dengan pantun yang mengundang tawa..

Tak ketinggalan, ada juga seniman berusia 70-an tahun, Bu Pesek. Dia memasang bunga sambil memeluk satu per satu juri. Tentu saja, momen tersebut membuat suasana semakin hangat.

Semuanya penuh kejutan. Saat sesi penjurian, pesilat dari perguruan Persaudaraan Rasa Tunggal, pencak silat asli Kelurahan Pangongangan, tampil memukau. Mereka menggelar  atraksi, termasuk gerakan berbahaya dan bahkan berguling-guling di atas pecahan kaca tanpa terluka.

Semua kekompakan yang diperlihatkan oleh warga dan para seniman ini tidak terlepas dari dukungan tiga pilar utama: Lurah Eva Anjarika Rahmawati, Bhabinkamtibmas Aiptu Suryadi, serta dua Babinsa, Serda Yuliawan dan Peltu Kamidi.

Lurah Eva menjelaskan berbagai prestasi dan inovasi yang telah dicapai. Salah satunya adalah pemasangan paving 3 dimensi di kawasan mereka serta penempatan lampu penerangan jalan umum (PJU) di setiap sudut, bahkan di setiap gang.

Kelurahan Pangongangan terletak di pusat Kota Madiun dan mengawasi destinasi wisata Pahlawan Street Center yang terkenal. Di sana, terdapat replika Kabah, London Bridge, Menara Eiffel, dan sebagainya. Inovasi Wali Kota Madiun, H. Maidi, dalam mempercantik kota telah dijaga dan ditingkatkan oleh tiga pilar ini.

Tantangan utama di kawasan pusat kota adalah masalah keamanan. Namun, Bhabinkamtibmas memiliki inovasi untuk mencegah tindakan kriminal. Mereka menggunakan tongkat besi yang ujungnya melengkung seperti bulan sabit, yang diberi nama "Yaoji." Tongkat ini, yang mirip dengan senjata yang digunakan oleh Tong Sam Cong dalam film Kera Sakti, tidak berbahaya dan digunakan untuk mengunci pelaku kriminal.

Ketika tongkat Yaoji sedang dipaparkan, tiba-tiba terdengar jeritan seorang perempuan yang berlari mendekati panggung. Di belakangnya, seorang pria dengan golok mengancamnya. Para Linmas dengan cepat mengelilingi pria itu dan menggunakan tongkat Yaoji untuk mengamankannya. Gerakan pria tersebut berhasil dihentikan.

Sandiwara ini disambut dengan tepuk tangan meriah karena menunjukkan efektivitas penggunaan tongkat Yaoji. "Sutradara dari aksi ini adalah Pak Bhabinkamtibmas. Dulu, dia juga pernah mengadakan pertunjukan semacam ini saat rapat RT. Presentasinya dalam bentuk teater," kata Lurah Eva sambil tertawa.

Linmas yang terampil dalam menggunakan tongkat ini jelas telah menjalani pelatihan dari Bhabinkamtibmas. Sementara itu, dua Babinsa melatih mereka dalam bela diri dan penggunaan borgol untuk penangkapan pelaku kriminal.

"Babinsa juga aktif dalam program Komunikasi Sosial (Komsos). Mereka masuk ke sekolah-sekolah untuk memberikan wawasan kebangsaan dan menjalankan program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Salah satunya adalah program pembangunan jamban untuk warga," kata Peltu Kamidi.

Di Pangongangan, kerukunan antar-umat beragama terjaga dengan harmonis. Saat sesi penjurian, hadir seorang imam dari Masjid Baitul Solihin dan pemuka agama dari Gereja Katolik St. Cornelius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: