Biaya 3 Kali Lipat Lebih Mahal, LRT Bali akan Dibangun di Bawah Tanah

Biaya 3 Kali Lipat Lebih Mahal, LRT Bali akan Dibangun di Bawah Tanah

Presiden Jokowi mengungkapkan pembangunan LRT menghabiskan anggaran Rp 32.6 triliun dan meminta agar masyarakat beralih ke moda transportasi massal.-BKIP Kemenhub-

HARIAN DISWAY - Pembangunan sistem transportasi berbasis rel Light Rapid Transit atau LRT di Pulau Bali bakal memakan biaya 3 kali lipat lebih mahal dari sistem LRT Jabodebek.

Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) dalam sebuah diskusi pada Minggu, 24 September 2023.

Bappenas memperkirakan pembangunan LRT di Bali akan menelan biaya hingga Rp 9 Triliun dan akan dibangun di bawah tanah atau underground.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum. Menurutnya, ada banyak aturan di Pulau Bali yang harus dihormati dalam melakukan pembangunan.

Di antaranya yaitu bangunan tidak boleh tinggi dan tidak boleh menggusur pura. Oleh karena itu, pembangunan LRT di bawah tanah sepertinya menjadi solusi yang tepat.

BACA JUGA:Jokowi Tanggapi Berbagai Keluhan soal LRT: Akan Dijadikan Bahan Evaluasi

“Di Bali ada masalah besar. Bangunan tidak boleh tinggi dari pohon kelapa, tidak boleh ke atas. Kalau mau pelebaran jalan, di sana banyak pura. Jadi bagaimana caranya? Harus ke bawah satu-satunya cara,” ujar Ervan Maksum dalam Diskusi Green Finance Pustral UGM Minggu, 24 September 2023.

Rencana pembangunan LRT bawah tanah ini bertujuan untuk mempermudah akses transportasi masyarakat Bali dan wisatawan.

Selain itu, dapat mempersingkat jarak tempuh ke Bandara Ngurah Rai.

“Di Bali untuk sampai ke bandara bisa memakan waktu 2-3 jam. Salah satu solusinya adalah menggunakan kereta untuk mempercepat mobilitas. Karena tourism di sana diklasterkan ada Jimbaran, Seminyak, Kuta, Nusa Dua dan Sanur,” tambahnya.

BACA JUGA:Resmi Beroperasi, Berikut Panduan Naik LRT Jabodebek

Ervan mengungkapkan, biaya pembangunan LRT di bawah tanah tiga kali lipat lebih besar dari pembangunan normal. 

Sementara itu, kebutuhan investasi untuk pembangunan tersebut mencapai USD 592,28 juta atau setara dengan Rp 9,11 triliun dengan kurs Rp 15.386.

"Nah kita perlu cari kreativitas financing. Kita total saja misalnya dari bandara Ngurah Rai ke Kuta itu Rp 5 triliun. Karena lewat bawah, mahal sekali padahal cuma sekitar 4,9 km," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: